REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang sering membuat manusia terjebak dalam kesombongan terlebih di era media sosial (medsos) Ketika banyak orang memamerkan harta kekayaan, Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu anhu mengingatkan kembali hakikat diri dan tanggung jawab seorang hamba Allah SWT.
Melalui kata-kata yang jernih dan menembus hati, Ali bin Abu Thalib menyeru agar manusia menyadari asal-usulnya yang hina, mengelola hartanya sebagai amanah, dan memanfaatkan umur, ilmu serta keyakinannya untuk bekal di hari akhir nanti. Nasihat-nasihat Ali bin Abu Thalib bukan hanya peringatan, tetapi juga tuntunan agar setiap anak Adam kembali kepada kerendahan hati dan kesungguhan dalam beramal shaleh.
Berikut adalah nasihat dari Ali bin Abu Thalib Radhiyalahu anhu, dikutip dari buku Imamul Muhtadin yang ditulis HMH Al-Hamid Al-Husaini.
"Apalah artinya anak Adam membangga-banggakan diri! Pada mulanya ia hanyalah setetes mani dan pada akhirnya akan menjadi bangkai. Ia tidak mampu menentukan rezekinya sendiri dan tidak dapat menolak kematiannya."
"Hai anak Adam, jadikanlah dirimu sebagai pengemban amanat atas hartamu. Gunakanlah harta itu untuk sesuatu yang bermanfaat bagimu setelah mati."
Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu anhu senantiasa mengulang sabda Rasulullah SAW untuk mengingatkan kaum Muslimin, "Telapak kaki seseorang tidak akan bergerak pada hari kiamat sebelum ia ditanya mengenai empat perkara: untuk apa umurnya dihabiskan, untuk apa masa mudanya dimanfaatkan, dari mana hartanya diperoleh dan untuk apa ia dibelanjakan, serta tentang ilmunya untuk apa ia diamalkan.”
"Jagalah agar ilmumu tidak berubah menjadi kebodohan dan keyakinanmu tidak berubah menjadi kebimbangan. Jika kalian berilmu, amalkanlah, dan jika kalian memiliki keyakinan, kerjakanlah."
Ketika Ali bin Abu Thalib ditanya manakah yang paling afdhal, keadilan atau kedermawanan? Ali bin Abu Thalib menjawab, "Keadilan lebih mulia dan lebih afdhal, karena keadilan itu meletakkan sesuatu pada tempatnya dan kebajikannya dirasakan oleh umum, sedangkan kedermawanan itu kebanjikannya hanya khusus dirasakan oleh seseorang."




