REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG — Putra salah satu pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur, mendorong adanya islah/perdamaian terkait risalah rapat yang beredar secara digital yang berisi tuntutan pemberhentian Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dari jabatannya.
Putra pendiri NU asal Jombang, KH Abdul Wahab Chasbullah yakni KH Mohammad Hasib Wahab Chasbullah menyesalkan adanya risalah rapat yang beredar secara digital itu, karena di lingkungan NU selama ini tidak dikenal adanya pemecatan ketua umum PBNU.
"Kami prihatin ada informasi yang tidak solid diterima, sehingga terjadi risalah demikian. Mestinya ada 'tabayun' atau menjelaskan semua informasi yang diduga dari pihak yang dituduh," katanya di Jombang, Ahad (23/11/2025) malam.
Lihat postingan ini di Instagram
Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang tersebut juga mengaku sempat mendengar Ketua Umum PBNU dipanggil oleh Rais Aam, namun saat itu hanya berdua saja. Saat itu, yang bersangkutan juga sudah memberikan alasan namun masih tidak bisa diterima alasan yang diberikan.
Akhirnya, risalah rapat itu pun beredar secara digital, meski risalah itu tidak ada tanda tangan dari Katib Aam PBNU. Padahal surat itu harus ada tanda tangan Rais Aam dan Katib Aam."Ke depan, inSya-Allah sebagai dzurriyyah, putra putri pendiri dan cucu pendiri akan musyawarah bisa islahkan (damai)," kata Gus Hasib, sapaan akrabnya.
Ia pun ingin masalah ini juga bisa berakhir damai, demi NU yang menjadi lebih baik."Harus ada upaya islah dengan kiai sepuh. Di lembaga Mustasyar NU itu, kiai sepuh masih banyak, kami ajak bagaimana ini solusinya jika tidak bisa dipertemukan," kata dia.




