Senin 24 Nov 2025 17:16 WIB

Bahaya Iri Hati: Menggerogoti Iman

Takwa adalah obat sejati bagi hati yang sakit.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Amalan terhindari dari perbuatan maksiat. Ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Amalan terhindari dari perbuatan maksiat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di tengah kehidupan yang kian dipenuhi kegelisahan batin, persaingan dan saling menjatuhkan, nasihat-nasihat Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu anhu kembali menawarkan jalan kejernihan.

Sahabat Nabi Muhammad SAW bergelar Karramallahu Wajhahu ini menegaskan bahwa takwa adalah obat sejati bagi hati yang sakit, takwa adalah obat yang mampu menenangkan jiwa, menajamkan pandangan batin, dan menerangi langkah hidup manusia.

Baca Juga

Melalui pesan-pesan yang lembut namun tegas, Ali bin Abu Thalib mengingatkan bahaya iri hati, dengki, fitnah, dan tipu daya yang tak hanya merusak persahabatan, tetapi juga menggerogoti iman sebagaimana api melalap kayu bakar.

"Takwa kepada Allah adalah obat bagi penyakit hati. Ia membuat hati yang buta menjadi melihat, menyembuhkan penyakit jasmani, memperbaiki kerusakan batin, membersihkan kotoran jiwa, mempertajam pandangan yang rabun, menghilangkan rasa takut, serta menerangi kegelapan."

Ali bin Abu Thalib sering mengingatkan para pengikutnya, "Janganlah kalian saling beriri hati, karena iri hati memakan iman sebagaimana api memakan kayu bakar."

"Tidak mengenal dengki dan iri hati akan membuat badan tetap sehat."

"Iri hati seorang teman termasuk penyakit dalam persahabatan."

"Siapa yang mengikuti penipu akan kehilangan hak-haknya, dan siapa yang mengikuti tukang fitnah akan kehilangan temannya."

"Orang yang melihat kekurangannya sendiri tidak suka meributkan kekurangan orang lain. Orang yang ridha menerima rezeki pemberian Allah ia tidak sedih jika rezeki itu luput dari dirinya."

Siapa yang mengangkat pedang dengan maksud jahat ia akan terbunuh oleh pedangnya sendiri. Siapa yang banyak bicara ia banyak kekeliruannya, dan siapa yang banyak kekeliruannya ia sedikit perasaan malunya. Siapa yang sedikit perasaan malunya sedikit kebersihan hidupnya, dan siapa yang sedikit kebersihan hidupnya matilah hatinya, dan siapa yang mati hatinya ia masuk neraka."

Demikian nasihat dari Ali bin Abu Thalib Radhiyalahu anhu, dikutip dari buku Imamul Muhtadin yang ditulis HMH Al-Hamid Al-Husaini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement