Jumat 16 May 2025 16:56 WIB

Jamaah Haji Diminta Waspadai Penyakit MERS-CoV di Arab Saudi

Arab Saudi melaporkan sembilan kasus terkonfirmasi positif MERS-CoV.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Tetap bermasker: Jamaah haji Indonesia gelombang 1 usai menunaikan ibadah sholat Zuhur berjamaah di Masjid Nabawi, Selasa (14/6). Jamaah tetap mengenakan masker demi mencegah penularan virus Covid-19 meski  tidak ada kewajiban dari pihak Arab Saudi untuk bermasker selama menjalankan ibadah.
Foto: Republika/Syalabi
Tetap bermasker: Jamaah haji Indonesia gelombang 1 usai menunaikan ibadah sholat Zuhur berjamaah di Masjid Nabawi, Selasa (14/6). Jamaah tetap mengenakan masker demi mencegah penularan virus Covid-19 meski tidak ada kewajiban dari pihak Arab Saudi untuk bermasker selama menjalankan ibadah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menjelang kedatangan jamaah haji Indonesia gelombang kedua pada 17 Mei 2025, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau para tamu Allah SWT untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Berdasarkan informasi dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kemenkes Arab Saudi melaporkan sembilan kasus terkonfirmasi positif MERS-CoV yang terjadi pada 1 Maret hingga 21 April 2025.

Kasus tersebut ditemukan di wilayah Riyadh sebanyak delapan orang dan di Hail satu orang. Dari jumlah tersebut, dua orang dinyatakan meninggal dunia. Di antara kasus ini, tujuh di antaranya teridentifikasi di Riyadh, termasuk enam petugas kesehatan yang tertular infeksi nosokomial dari satu pasien terinfeksi yang mereka rawat.

Baca Juga

“Meskipun kasus MERS-CoV ini tidak banyak dan terkendali di Arab Saudi, namun para jamaah haji dan petugas haji harus selalu waspada,” kata Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Jumat (16/5/2025).

Imran menjelaskan bahwa MERS-CoV adalah penyakit pernapasan serius yang disebabkan oleh virus corona. Penularan dapat terjadi melalui kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, terutama unta, atau melalui droplet pernapasan dari manusia ke manusia.

Gejala umumnya meliputi demam, batuk, dan kesulitan bernapas, yang dapat berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah. Ia menegaskan bahwa KKHI di Makkah maupun Madinah selalu siap siaga memberikan pelayanan medis bagi jamaah yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan.

“Hindari kontak langsung dengan unta, termasuk foto dengan unta dan minum susu unta di peternakan ataupun tidak mengkonsumsi produk olahan unta yang tidak terjamin kebersihannya. Kami imbau kepada jamaah untuk memakai masker saat di tempat keramaian. Lakukan pola hidup bersih dan sehat, pelihara kebersihan tangan dengan selalu cuci tangan sebelum dan sehabis beraktivitas,” ujar Imran.

Ia juga menyerukan agar para jamaah haji, jika merasakan gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, atau kesulitan bernapas, segera melaporkan kepada petugas kesehatan haji untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement