REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS -- Saat Abu Darda Radiyallahu Anhu tinggal di Negeri Syam, yang menjadi gubernur adalah Muawiyah bin Abu Sufyan Radiyallahuanhu. Suatu ketika, Muawiyah melamar Darda (Anak gadis Abu Darda) untuk anaknya yang bernama Yazid bin Muawiyah.
Lamaran ini kemudian ditolak oleh Abu Darda. Bahkan, dia kemudian memilih pria Muslim lainnya dari kalangan biasa (bukan anak pejabat) yang akhlak dan keshalehanya disukai Abu Darda.
Sikap Abu Darda ini kemudian menjadi pembicaraan di kalangan masyarakat. Bagaimana mungkin lamaran dari orang yang memiliki kedudukan ditolak oleh Abu Darda dan bahkan memilih pria dari masyarakat biasa.
Abu Darda pun kemudian ditanya oleh masyarakat atas sikapnya ini.
"Saya bebas berbuat sesuatu untuk kebaikan Darda (putrinya)," jawab Abu Darda.
"Mengapa?" tanya masyarakat.
"Bagaimana pendapat Anda apabila nanti Darda telah berada di tengah-tengah inang pengasuh yang senantiasa siap melayaninya, sedangkan dia berada dalam istana yang gemerlap menyilaukan mata, akan kemana jadinya agama Darda ketika itu?" jawab Abu Darda.