Senin 11 Aug 2025 07:18 WIB

Di Hadapan Ribuan Jamaah Tarekat, Menag Ajak Jadikan Indonesia Rumah Besar Umat Beragama

Ribuan jamaah hadiri Zikir Kebangsaan JATMA Aswaja di Istiqlal.

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar (kanan), Rais Aam Jatma Aswaja Habib Lutfhi, dan Menteri Zulkifli Hasan dalam Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara, Ahad (10/8/2025) malam.
Foto: Muhyiddin/ Republika
Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar (kanan), Rais Aam Jatma Aswaja Habib Lutfhi, dan Menteri Zulkifli Hasan dalam Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara, Ahad (10/8/2025) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan Indonesia sebagai rumah besar bagi seluruh umat beragama.

Ajakan ini disampaikan dalam acara Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara yang digelar Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabarah Ahlussunnah Wal Jamaah (JATMA Aswaja) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (10/8/2025) malam.

Baca Juga

"Mari kita menjadikan Indonesia ini sebagai rumah besar bagi umat beragama, rumah besar untuk kita semuanya," ujar Nasaruddin.

Dalam sambutannya, dia menegaskan bahwa masjid, termasuk Masjid Istiqlal, tidak hanya menjadi pusat ibadah umat Islam, tetapi juga rumah besar untuk kemanusiaan.

Dia mencontohkan praktik Rasulullah SAW yang mengundang 60 tokoh lintas agama untuk berdialog di masjid, sebagaimana tercatat dalam riwayat sejarah.

"Jadi apa yang kita lakukan di Masjid Istiqlal ini, kehadiran tokoh-tokoh agama lain itu sesungguhnya mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad SAW," ucap Nasaruddin.

Menurutnya, rumah-rumah ibadah semestinya berperan memberikan pertolongan bagi siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang latar belakang agama.

Prinsip ini, katanya, menjadi salah satu modal sosial besar Indonesia untuk tampil sebagai pelopor peradaban Islam modern yang damai dan toleran.

"Ini sangat menjanjikan dan sulit didapatkan di beberapa negara lain terutama dunia Islam," katanya.

Dia pun menyoroti kondisi saudara-saudara di Palestina dan negara-negara yang tengah dilanda konflik, seraya mengingatkan pentingnya menjaga kedamaian di Tanah Air.

Dia menekankan bahwa semakin aman suatu negeri, semakin baik pula peluang umat beragama untuk menjalankan keyakinannya dengan tertib.

"Jika umat beragama mendalami agamanya masing-masing, akan lebih sulit menemukan perbedaan. Tapi kalau pemahaman agama dangkal, perbedaan akan mudah sekali ditemukan," jelas Nasaruddin.

BACA JUGA: Laporan Intelijen Ungkap Pelajaran Penting untuk Turki dari Perang 12 Hari Iran VS Israel

Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, dia juga menyampaikan selamat datang kepada puluhan ribu jamaah yang hadir dalam Zikir Kebangsaan. 

Dia menggambarkan Istiqlal sebagai titik temu antara “penghuni langit” dan “penghuni bumi”, tempat yang senantiasa menghadirkan kegiatan ibadah, pengajian, dan kebersamaan umat.

"Masjid Istiqlal adalah meeting point yang mempertemukan antara penghuni langit dan penghuni bumi. Setiap malam Jumat di sini, kita melakukan berbagai macam rangkaian peribadatan, berbuka puasa bersama," kata Nasaruddin.

photo
Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara yang digelar Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabarah Ahlussunnah Wal Jamaah (JATMA Aswaja) pimpinan Habib Luthfi Ali bin Yahya di Masjid Istiqlal Jakarta Ahad (10/8/2025) malam. - (Muhyiddin/ Republika )

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement