Kamis 12 Sep 2024 11:04 WIB

Tesis di Universitas Kuwait Ini Beberkan Dampak Fatal Nikah Mutah di Iran

Islam melarang praktik nikah mutah apapun bentuknya

Menikah. Ilustrasi. Islam melarang praktik nikah mutah apapun bentuknya
Foto:

Makelar pernikahan adalah target yang lebih mudah daripada turis, tulisnya. Namun, kerahasiaan seputar kawin kontrak menyulitkan untuk mengumpulkan bukti-bukti pemaksaan, eksploitasi, atau penipuan.

Pada 2018, Cahaya naik ke sebuah mobil dengan beberapa wanita lain, semuanya akan menemui dua turis yang mencari istri sementara. Salah satu pria memilih Cahaya.

Sementara yang lainnya memilih seorang perempuan yang menyebut dirinya Nisa.

Itu adalah pernikahan kontrak pertamanya. Ia memutuskan untuk mencobanya - dengan persetujuan ayahnya - karena pekerjaannya menggoda dan menari dengan laki-laki di bar karaoke untuk membuat mereka membeli minuman tidak bisa membayar uang sewa. Seperti Cahaya, dia membesarkan seorang anak perempuan dari pernikahan sebelumnya.

Baik Nisa maupun Cahaya tidak pernah menolak tawaran kawin kontrak. Hal itu berarti mengabaikan ketentuan Islam untuk menunggu 40 hari setelah perceraian untuk menikah lagi.

Mereka sering berbohong tentang usia mereka, karena para pria cenderung memilih pengantin wanita di bawah 19 tahun untuk meningkatkan peluang mereka dipilih.

“Saya menangis di dalam hati,” kata Nisa, yang kini berusia 32 tahun, mengenang pernikahan kontraknya yang pertama. “Siapa yang mau tidur dengan pria tua? Saya melakukan ini semata-mata demi uang, agar orang tua saya bisa makan dan adik-adik saya bisa bersekolah.”

Dengan dorongan dari kakaknya, adiknya juga menjadi pengantin kontrak, dengan mahar 3.000 dolar AS untuk pernikahan pertamanya karena dia masih perawan. Nisa memperkirakan bahwa ia sendiri telah menjalani 20 kali kawin kontrak.

Namun tidak seperti Cahaya, dia berhenti. Ketika mengajukan visa untuk bekerja di Singapura, dia bertemu dengan seorang pria Indonesia yang bekerja di kantor imigrasi, dan menikah karena cinta empat tahun yang lalu.

Sekarang pasangan ini memiliki dua anak laki-laki yang masih kecil dan juga anak perempuan Nisa yang berusia 12 tahun.

“Suami saya tahu, tapi dia menerima masa lalu saya,” katanya. “Tidak mungkin bagi saya untuk kembali ke dunia kawin kontrak sekarang.”

Pernikahan kontrak Cahaya yang terakhir adalah tahun lalu dengan seorang pria Arab Saudi yang berjanji untuk memperlakukannya seperti ratu jika dia kembali ke Arab Saudi bersamanya. Tawarannya mahar sebesar 2.000 dolar AS, di mana dia dapat menyimpan 1.300 dolar AS, ditambah sekitar 500 dolarAS per bulan - terlalu bagus untuk dilewatkan. Dia meminta ibunya untuk merawat putrinya selama dia pergi.

Namun ketika Cahaya tiba di kota pesisir Damman di Arab Saudi pada bulan Oktober lalu, katanya, pria itu malah menjadikannya sebagai budak. Dia melakukan semua pekerjaan rumah tanpa dibayar dan tinggal di lantai tiga sebuah rumah besar yang penuh dengan sanak saudara.

Dia mengatakan bahwa pria tersebut meludahi makanannya, berteriak padanya di malam hari, memecahkan barang-barang dan sering menendangnya saat dia mencoba untuk tidur.

Dia mengatakan bahwa dia mencoba untuk melarikan diri beberapa kali namun selalu tertangkap. Akhirnya dia menelepon Budi, yang menghabiskan waktu berbulan-bulan memohon bantuan ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta dan berbagai kementerian di Indonesia.

Cahaya semakin putus asa. Ketika dia mendengar bahwa neneknya sekarat, dia mencoba bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangan kirinya dengan pisau dan dibawa ke rumah sakit. Hal itu mempercepat kasusnya dengan kedutaan, kata Budi.

Pada Maret, seorang kerabat dari suami kontraknya membelikannya tiket pulang.

Kembali ke Indonesia, dia mendapatkan penghasilan sekitar 77 dolar per bulan dengan mengangkut penumpang dan mengantar makanan menggunakan sepeda motor.

Dia juga berjualan bakso untuk Budi dan istrinya, yang membantu membayar pulsa telepon, makan, dan tagihan listrik.

Dia masih berharap untuk menikah sungguhan lagi suatu hari nanti, dan takut pacarnya akan mengetahui pekerjaannya sebagai pengantin kontrak dan meninggalkannya.

Sementara itu, dia telah kembali bekerja dengan seorang agen untuk mengamankan pernikahannya yang berikutnya.

“Saya sebenarnya masih takut,” katanya. “[Tapi] jika ada kesempatan, saya akan senang sekali, karena saya membutuhkannya.” Cahaya mengatakan bahwa ia ingin sekali melanjutkan hidup.

Sumber: latimes, syamilah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement