REPUBLIKA.CO.ID, Apakah alkohol, khamar merupakan obat ataukah penyakit?
Dr Obery Louise, Kepala Bagian Penyakit Jiwa di Universitas London, juga sebagai narasumber utama dan terkenal di bidang medis di Inggris terkait hal ini mengatakan, alkohol adalah satu-satunya penyakit yang banyak dikonsumsi secara luas di dunia saat ini.
“Ia ada di tangan setiap orang yang menginginkannya atau meninggalkannya. Oleh karena itu, orang banyak mengonsumsinya sekehendak keinginannya yang akhirnya menyebabkan munculnya penyakit kegoncangan jiwa atau sering disebut dengan "psycho-pathic anomaly,” papar Obery.
Ia menjelaskan, satu tegukan alkohol saja terkadang bisa menyebabkan mabuk dan menyebabkan kehilangan kendali syaraf dan akhirnya merusak segala yang ada di sekitarnya; juga bisa menyebabkan "fly".
Adapun orang yang terus-menerus minum khamar maka ia akan menjadi seorang alkoholic (kecanduan alkohol), ia akan banyak melanggar norma-norma akhlak dan disertai sifat kegilaan.
Para dokter menduga di zaman dahulu, yaitu pada zaman Nabi Muhammad SAW dan zaman setelah beliau sampai abad-abad terakhir, bahwa khamar memiliki manfaat bagi kesehatan. Kemudian sejumlah penelitian medis pun menemukan data yang membatalkan anggapan-anggapan itu.
Anggapan itu hanyalah dugaan dan perkataan Al-Shadiq Al-Mashduq (seorang yang jujur dan diakui kejujurannya, yaitu Nabi Muhammad SAW) itulah yang benar yang tidak ada keraguan ataupun salah-paham pada kebenaran ucapannya.
Rasulullah SAW pernah berbicara kepada Thariq Al-Ju'afiy ketika meminta disediakan khamar, maka Rasulullah melarangnya. Maka Thariq mengaku dirinya meminum khamar sekedar untuk obat, maka Rasulullah menjawab, "Khamar bukan obat, akan tetapi penyakit!" (HR. Muslim dan Tirmidzi).