Jumat 06 Jun 2025 17:44 WIB

186 Warga Binaan Ikuti Sholat Idul Adha di Lapas Perempuan Jakarta

Warga binaan dan petugas antusias dalam mengikuti rangkaian ibadah ini.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Sholat Idul Adha (ilustrasi).
Foto: Universitas Muhammadiyah Jakarta
Sholat Idul Adha (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Suasana khusyuk menyelimuti Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Jakarta saat pelaksanaan Sholat Idul Adha 1446 H, Kamis (6/6/2025). Sebanyak 186 warga binaan turut ambil bagian dalam ibadah yang digelar di area dalam lapas tersebut.

Sholat Id yang berlangsung tertib dan lancar ini dipimpin oleh Ustadz Nana yang sekaligus menyampaikan khutbah bertema keteladanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Dalam ceramahnya, Ustadz Nana menekankan pentingnya nilai ketaatan, keikhlasan, dan pengorbanan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga

"Perjuangan Nabi Ibrahim AS dalam menjalankan perintah Allah adalah cerminan keteguhan iman yang luar biasa. Ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu berserah diri dan berusaha memperbaiki diri, apapun keadaan kita hari ini," ujar Ustadz Nana di hadapan jamaah.

Kepala Lapas Perempuan Jakarta, Nety Saraswary mengapresiasi antusiasme warga binaan dan petugas dalam mengikuti rangkaian ibadah ini. 

Dia berharap momen Idul Adha menjadi sarana refleksi diri dan penyemangat bagi para warga binaan dalam menjalani masa pembinaan.

"Berharap momentum hari besar ini bisa menjadi titik balik dan motivasi bagi para warga binaan untuk terus memperbaiki diri serta memperdalam nilai-nilai keagamaan selama menjalani masa pembinaan," kata Nety dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (6/6/2025).

Takbir dan tahmid yang menggema dari balik tembok lapas menjadi bukti bahwa semangat beribadah tak pernah padam, meskipun ruang gerak terbatas. Pelaksanaan Sholat Id tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan dan keamanan, serta menjadi bagian dari upaya pembinaan spiritual di dalam lapas.

Sementara itu, Pelaksana Harian Kalapas, Ari Budiningsih menjelaskan, saat ini Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta dihuni oleh 343 warga binaan, termasuk lima anak yang lahir dan dibesarkan di dalam lapas bersama ibunya. Sementara kapasitas ideal lapas hanya 208 orang, sehingga terjadi kelebihan penghuni hingga 64 persen.

Meskipun kondisi overkapasitas, pihak lapas tetap menyediakan sarana ibadah bagi para warga binaan yang berasal dari berbagai agama. Tercatat 283 orang beragama Islam, 34 Kristen, 15 Katolik, dan satu orang Hindu. Tiga tempat ibadah tersedia, yakni masjid, gereja, dan vihara.

"Di sini tidak ada sekat antaragama dalam kegiatan pembinaan. Semua bisa mengikuti program kepribadian maupun kemandirian tanpa membedakan latar belakang agama," ujar Ari saat sambutan dalam acra Penguatan Moderasi Beragama bagi 100 warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta di Pondok Bambu, Jakarta Timur, Rabu (4/6/2025).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement