REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Laporan terbaru mengungkapkan masalah yang dihadapi tentara pendudukan Israel di Jalur Gaza, terkait dengan ketakutan para tentara untuk bertempur, yang mendorong mereka untuk melarikan diri atau bunuh diri, serta perselisihan politik yang menghalangi perpanjangan perintah pemanggilan tentara cadangan.
Israel Broadcasting Corporation (IBC) mengatakan bahwa partai-partai koalisi gagal untuk ketiga kalinya dalam menyetujui sebuah isu dari Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan untuk merekrut para pejuang cadangan.
Otoritas mengindikasikan bahwa ada perbedaan pendapat antara Menteri Pertahanan Yisrael Katz dan MK Amichai Halevy selama sesi Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan.
Ditambahkan bahwa MK Halevi mengatakan kepada Menteri Katz bahwa rencana operasi militer di Gaza adalah buruk, dan menuntut agar blokade penuh diberlakukan di Jalur Gaza sebelum memasukkan tentara.
Mimpi buruk untuk kembali ke Gaza
BBC mengutip sumber-sumber militer yang mengatakan bahwa tentara Israel telah meminta para komandan mereka untuk tidak kembali ke pertempuran di Jalur Gaza.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa komandan militer mengancam 11 tentara dengan hukuman penjara karena tidak mematuhi perintah militer setelah mereka menolak untuk kembali ke Gaza.
Menurut sumber-sumber tersebut, para tentara itu mengatakan kepada komandan mereka bahwa mereka tidak lagi siap secara psikologis untuk bertempur di Jalur Gaza lagi.
Komandan batalion mengancam para prajurit dengan hukuman 20 hari penjara karena menolak mengikuti perintah, menurut sumber yang sama.
