Rabu 03 Dec 2025 19:31 WIB

Nama-nama Para Sahabat yang Diganti Rasulullah

Ada berkah di balik penggantian nama mereka oleh Nabi Muhammad SAW.

Suasana pagi hari di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/Prayogi
Suasana pagi hari di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Apalah arti sebuah nama?" Demikian ungkapan terkenal dari penyair Inggris, William Shakespeare. Bagaimanapun, bobot nama sesungguhnya tak enteng. Bahkan, Rasulullah Muhammad SAW menganggap perkara memberikan nama bukanlah sesuatu yang main-main.

Orang-orang Arab pada zaman beliau masih mewariskan tradisi jahiliyah. Tak terkecuali dalam soal pemberian nama.

Baca Juga

Pernah suatu ketika, Rasulullah SAW menjumpai seorang laki-laki. Beliau bertanya, "Siapakah namamu?"

"Namaku Ashram (tanah tandus)," jawabnya.

Nabi SAW kurang menyukai arti nama itu sehingga beliau berkata, "Namamu adalah Zur'ah (tanah subur)."

Kepada yang lain, beliau mengajukan pertanyaan yang sama. Orang itu menjawab, "Namaku Hazan (tanah keras berbatu)."

Nabi kemudian menggantinya dengan Sahlun (tanah lembut).

Ada pula seorang lelaki yang dahulu bernama Ghawi bin Zhalim (sesat dan zalim). Rasul SAW mengubah namanya menjadi Rasyid bin Abdir Rabbih (yang mendapatkan petunjuk dari hamba Tuhan).

Berkah nama Rasul

Tak sekadar mengubah nama. Tindakan Nabi Muhammad SAW juga memunculkan keberkahan. Simaklah kisah berikut.

Waktu itu, pasukan Muslimin sedang berjihad dalam Perang Dzi Qarad. Nabi SAW melewati suatu sumur. Beliau lantas bertanya apa nama sumur itu.

Salah seorang sahabat yang mengetahuinya menjawab, "Itu adalah Sumur Bi'san (malang). Dinamakan begitu karena airnya asin."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement