Senin 19 May 2025 11:06 WIB

Pengakuan Perwira Israel: Tidak Jelas Kemenangan Seperti Apa yang Dijanjikan kepada Kami di Gaza

Israel terus lakukan serangan intensif di Jalur Gaza

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Tentara Israel menghadiri pemkaman rekannya yang tewas di Gaza, di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, 27 April 2025.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Tentara Israel menghadiri pemkaman rekannya yang tewas di Gaza, di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, 27 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Channel 14 Israel mengutip seorang perwira cadangan yang mengatakan tentang kondisi riil perang di Gaza yang mereka jalani.

“Tidak jelas kemenangan total seperti apa yang kita bicarakan, kita belum mencapai kemenangan total atas Hamas, dan kita belum memulihkan semua sandera di Gaza,” kata perwira tersebut, dikutip dari Aljazeera, Senin (19/5/2025).

Baca Juga

Sebuah laporan dari saluran televisi yang mendukung Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa para perwira di militer Israel sangat marah setelah pengumuman perundingan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza.

Hal ini karena mereka menganggap hal itu sebagai penyerahan diri kepada musuh dan pengabaian tujuan perang di Gaza.

Oude Tana, seorang perwira cadangan yang telah bertugas selama lebih dari 450 hari dalam pertempuran di Gaza menambahkan setelah satu setengah tahun pertempuran tanpa ada resolusi atau pemulihan tahanan. “Tidak jelas kemenangan penuh yang dijanjikan kepada kami."

"Manuver militer berhenti di tengah-tengah setiap kali, dan tentara dikirim berulang kali untuk merebut kembali wilayah yang sama dan kemudian menarik diri dari sana," katanya, seraya menyerukan manuver yang tegas dan jelas yang bertujuan untuk menghancurkan Hamas, mengembalikan Gaza ke Zaman Batu, dan mendorong penduduknya untuk beremigrasi.

BACA JUGA: Negara Islam yang Ditakuti Israel Ini Peringkat ke-4 Hasil Tes IQ Tertinggi Dunia

Masalah fundamental

Laporan terbaru mengungkapkan masalah yang dihadapi tentara pendudukan Israel di Jalur Gaza.

Ini terkait dengan ketakutan tentara untuk bertempur yang mendorong mereka untuk melarikan diri atau bunuh diri dan perselisihan politik yang menghalangi perpanjangan perintah pemanggilan cadangan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement