Selasa 02 Dec 2025 22:10 WIB

Akademisi Ini Bongkar Kondisi Militer Israel, dari Tentara Milisi Hingga Aksi Bunuh Diri

Tentara Israel hadapi tekanan mental selama perang Gaza.

Tentara Israel menangisi rekan mereka yang tewas dalam operasi darat di Jalur Gaza, saat upacara pemakamannya di dewan regional Gezer Israel, 27 April 2025.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Tentara Israel menangisi rekan mereka yang tewas dalam operasi darat di Jalur Gaza, saat upacara pemakamannya di dewan regional Gezer Israel, 27 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Asaf David, peneliti dan profesor di Universitas Ibrani di Yerusalem, memberikan analisis mendalam tentang perubahan yang terjadi pada militer dan masyarakat Israel sejak serangan 7 Oktober 2023.

Dia menganggap peristiwa tersebut sebagai titik puncak keruntuhan internal, seperti yang dia sampaikan dalam wawancara dengan situs web Orian 21.

Baca Juga

Dalam wawancara yang dilakukan oleh Salvan Sibel, peneliti Israel tersebut menjelaskan bahwa Israel saat ini sedang mengalami transformasi radikal mengarah pada struktur militer dan politik "mesianis" yang bersifat destruktif.

Dia menggambarkan militer Israel telah berubah menjadi militer milisi setelah sistem kepemimpinan dan disiplin di dalamnya terkikis.

Dikutip Aljazeera, Selasa (2/12/2025) David menjelaskan bahwa sebelum 7 Oktober, masyarakat Israel hidup dalam keadaan penyangkalan total terhadap realitas pendudukan dan kekejamannya, serta Gaza berada di luar perhatian publik.

Bahkan, mantan Perdana Menteri Naftali Bennett menggambarkannya sebagai sesuatu yang mengganggu tetapi tidak penting, dan dikatakan juga bahwa Israel yang mengelolanya.

Namun, menurut peneliti tersebut, Badai Al-Aqsa mengejutkan Israel dan menghancurkan kepercayaan mereka terhadap institusi-institusi mereka.

Hal ini karena militer, alih-alih mengendalikan situasi, malah tergelincir ke dalam reaksi yang kacau yang dipicu keinginan balas dendam yang luas.

Kondisi tersebut didukung oleh kepemimpinan politik dan militer, sehingga menyebabkan perilaku militer yang tidak terkendali dan perluasan serangan tanpa batasan.

Asaf David menunjukkan bahwa aliran religius Mesianik telah menjadi kekuatan yang dominan di dalam militer dan badan keamanan.

“Aliran ini bagi Yahudi sama seperti ekstremis jihadis bagi Islam, yang memanfaatkan agama Yahudi untuk tujuan-tujuan yang mengerikan,” kata dia.

photo
Tentara Israel menahan seorang demonstran selama protes yang menyerukan kembalinya warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka di kamp pengungsi Nur Shams, di kota Tulkarem, Tepi Barat, Ahad, 23 November 2025. - ( AP Photo/Majdi Mohammed)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement