Rabu 03 Dec 2025 07:06 WIB

Israel Cegat 6.000 Truk Bantuan, Bahan Pangan Hingga Pasokan Kesehatan Dilarang Masuk ke Gaza

Perekonomian di Jalur Gaza dan Tepi Barat mengalami kontraksi sebesar 30 persen.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: A.Syalaby Ichsan
Konvoi truk yang membawa pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza menunggu di jalan utama gurun Ismailia, sekitar 300 km timur perbatasan Mesir dengan Gaza, dalam perjalanan menuju penyeberangan Rafah, Mesir, Selasa (13/2/2024). Bantuan kemanusiaan terus mengalir untuk warga Palestina di Gaza. Lebih dari 28.300 warga Palestina terbunuh akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Konvoi truk yang membawa pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza menunggu di jalan utama gurun Ismailia, sekitar 300 km timur perbatasan Mesir dengan Gaza, dalam perjalanan menuju penyeberangan Rafah, Mesir, Selasa (13/2/2024). Bantuan kemanusiaan terus mengalir untuk warga Palestina di Gaza. Lebih dari 28.300 warga Palestina terbunuh akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan, Israel telah menahan masuknya 6.000 truk pengangkut bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Selain bahan pokok dan obat-obatan, truk-truk tersebut turut mengangkut ratusan ribu tenda serta selimut untuk 1,3 juta pengungsi.

Penasihat media UNRWA, Adnan Abu Hasna, mengungkapkan, jumlah truk yang memasuki Gaza memang meningkat jika dibandingkan sebelum gencatan senjata tercapai. Meski demikian, jumlahnya tetap masih sangat jauh dari yang dibutuhkan.

Baca Juga

Abu Hasna mengatakan, Israel terus memblokir masuknya ratusan barang penting, termasuk pasokan kesehatan, peralatan air dan sanitasi, serta bahan pangan pokok. "Yang diizinkan masuk hanyalah sejumlah truk terbatas yang membawa barang-barang komersial, sementara 95 persen penduduk Jalur Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan dan tidak mampu membeli bahan-bahan tersebut,"kata dia, dikutip laman Middle East Monitor, Selasa (2/12/2025). 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Dia menekankan, sebagian besar masyarakat Gaza telah kehilangan daya beli mereka. Oleh karena itu, mereka hanya bergantung pada bantuan sebagai satu-satunya pilihan yang tersedia.

Sebelumnya, Badan Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) mengungkapkan, perang selama dua tahun terakhir di Jalur Gaza dan pembatasan ekonomi di Tepi Barat telah merontokkan pertumbuhan ekonomi Palestina yang sudah dicapai selama lebih dari dua dekade. Menurut UNCTAD, khusus untuk Gaza, proses pemulihannya dapat memakan waktu puluhan tahun. 

UNCTAD mengungkapkan, perekonomian di Jalur Gaza dan Tepi Barat mengalami kontraksi sebesar 30 persen pada 2024 dibandingkan 2022. Menurut UNCTAD, itu merupakan penurunan tertajam sejak mereka mulai menghimpun data pada 1972. 

photo
Konvoi truk yang membawa pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza menunggu di jalan utama gurun Ismailia, sekitar 300 km timur perbatasan Mesir dengan Gaza, dalam perjalanan menuju penyeberangan Rafah, Mesir, Selasa (13/2/2024). Bantuan kemanusiaan terus mengalir untuk warga Palestina di Gaza. Lebih dari 28.300 warga Palestina terbunuh akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023. - ( EPA-EFE/KHALED ELFIQI)

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement