Rabu 03 Dec 2025 20:49 WIB

Eropa Setujui Snapback Atas Nuklir Iran, Teheran Sebut Tindakan Ceroboh

Iran tuding AS di balik berlakunya kembali Snapback.

Rep: Andri Saubani/ Red: Nashih Nashrullah
Dalam gambar yang dirilis Kementerian Pertahanan Iran pada Kamis, 25 Mei 2023, rudal Khorramshahr-4 diluncurkan di lokasi yang dirahasiakan, Iran. Iran meluncurkan pada hari Kamis apa yang dijuluki iterasi terbaru dari rudal balistik Khorramshahr berbahan bakar cair di tengah ketegangan yang lebih luas dengan Barat atas program nuklirnya.
Foto: Iranian Defense Ministry via AP
Dalam gambar yang dirilis Kementerian Pertahanan Iran pada Kamis, 25 Mei 2023, rudal Khorramshahr-4 diluncurkan di lokasi yang dirahasiakan, Iran. Iran meluncurkan pada hari Kamis apa yang dijuluki iterasi terbaru dari rudal balistik Khorramshahr berbahan bakar cair di tengah ketegangan yang lebih luas dengan Barat atas program nuklirnya.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Ketua Parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf mengkritik negara-negara Eropa yang berada di bawah pengaruh penuh Amerika Serikat. 

Dia menyebut Eropa mengaktifkan mekanisme snapback terhadap Iran atas perintah AS. Mekanisme snapback adalah klausul dalam kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) yang memungkinkan kembalinya sanksi internasional secara otomatis jika Iran melanggar kesepakatan tersebut.

Baca Juga

Berbicara kepada media lokal Iran, dikutip Mehrnews, pada Rabu (3/12/2025), Ghalibaf mengevaluasi situasi saat ini dari beberapa aktor asing dan membahas perkembangan terbaru di bidang politik internasional.

"Evaluasi menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Eropa saat ini berada di titik terlemahnya dalam sejarah akibat keputusan-keputusan yang paling ceroboh," kata Ghalibaf.                                     

"Dalam kasus JCPOA, setelah AS menarik diri, negara-negara Eropa akhirnya mengaktifkan mekanisme snapback di bawah tekanan langsung AS," kata Ghalibaf.

"Dengan tindakan ini, Eropa secara efektif menghilangkan perannya dalam isu nuklir Iran dan terpinggirkan dari permainan," kata dia menambahkan.

Ghalibaf menyebut Eropa tidak memainkan peran independen dalam krisis Ukraina dan aksinya terbatas pada dua hal yaitu pertama membiayai pembelian senjata dari Amerika Serikat dan kedua membeli gas mahal dari Amerika Serikat untuk disuplai kepada warganya.

"Dua keputusan strategis yang salah ini telah menyebabkan Eropa kehilangan pengaruh dan perannya secara total di tingkat regional dan global," menurut Ghalibaf.

Menurut dia, tiga kekuatan besar Eropa, Prancis, Jerman, dan Inggris, yang menjadi peserta dalam kesepakatan nuklir Iran yang dikenal sebagai JCPOA, memicu mekanisme snapback guna mengembalikan sanksi PBB sebelumnya terhadap Iran pada Oktober.

Dia mengatakan, Iran, bersama Rusia dan China, menganggap langkah tersebut tidak sah karena trio tersebut tidak pernah memenuhi komitmen mereka terhadap JCPOA setelah penarikan diri ilegal AS dari kesepakatan tersebut pada 2018.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement