Senin 21 Apr 2025 13:18 WIB

Menag Minta Dam Jamaah Haji RI Dipotong di Indonesia, Ini Alasannya

Pemerintah Saudi membuka ruang agar dam dipotong di Indonesia.

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan materi pembekalan kepada calon jemaah haji saat Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (19/4/2025). Kegiatan yang diikuti 100 ribu calon haji secara luring dan daring tersebut bertema Menggapai Haji Mabrur: Meraih Kesempurnaan Spiritual dalam Ibadah Haji.
Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan materi pembekalan kepada calon jemaah haji saat Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (19/4/2025). Kegiatan yang diikuti 100 ribu calon haji secara luring dan daring tersebut bertema Menggapai Haji Mabrur: Meraih Kesempurnaan Spiritual dalam Ibadah Haji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar mengusulkan agar penyembelihan hewan kurban sebagai bagian dari denda (dam) dalam ibadah haji tidak perlu lagi dilakukan di Arab Saudi, tetapi bisa dilakukan di negeri sendiri.

Hal itu disampaikannya seusai mendampingi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi, di Istana Wapres, Jakarta, Senin (21/4/2025).

Baca Juga

“Persoalan fikih seperti dam, pemotongan kambing bisa dilakukan di negeri kita sendiri, tidak harus di Saudi Arabia,” ujar dia.

Ia menjelaskan bahwa secara prinsip, Pemerintah Arab Saudi telah membuka ruang untuk opsi tersebut, mengingat tantangan logistik dan jumlah hewan yang sangat besar selama musim haji.“Bayangkan 210 ribu kambing harus dipotong di sana, kambing orang lain. Kalau itu dipotong di Indonesia, kambing kita, dagingnya pun bisa dimanfaatkan oleh masyarakat kita sendiri,” kata dia.

Nasaruddin menegaskan bahwa usulan ini akan lebih bermanfaat secara sosial dan ekonomis jika disepakati berdasarkan kesamaan pemahaman fikih, khususnya karena RI dan Malaysia sama-sama menganut mazhab Syafi’i dalam bingkai Ahlus Sunnah wal Jamaah.

"Jadi, Malaysia dengan Indonesia sama-sama sebagai negara mayoritas Muslimin yang mempunyai mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah, bahkan lebih spesifik lagi mayoritas bermazhab Syafi’i," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement