Senin 25 Aug 2025 10:01 WIB

WHO: Ada 15.600 Warga Gaza Butuh Evakuasi Medis Segera

Puluhan ribu pasien di Gaza belum mendapatkan akses bantuan medis yang layak.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: A.Syalaby Ichsan
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Director General of the World Health Organization (WHO), attends a G20 Health Minister
Foto: AP Photo/Ajit Solanki
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Director General of the World Health Organization (WHO), attends a G20 Health Minister

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Lebih dari dari 15.600 warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk 3.800 anak-anak, membutuhkan evakuasi medis untuk mendapatkan perawatan khusus secepat mungkin, kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Sabtu (23/8).

Di Platform X, Tedros mengungkapkan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, yang masih didera bencana kelaparan dan pembunuhan massal oleh Zionis Israel. Dia menekankan, puluhan ribuan pasien di wilayah kantong Palestina itu belum mendapatkan akses ke pengobatan yang sangat mereka butuhkan.

Baca Juga

Tedros kembali menyerukan upaya mendesak agar bantuan kemanusiaan bisa memasuki wilayah itu, yang masih diblokade oleh Israel. Dia juga mendesak agar gencatan senjata diberlakukan lagi di Gaza untuk mencegah lebih banyak kematian warga Palestina di sana.

Berhenti menyangkal

Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mendesak Israel berhenti menyangkal tanggung jawab atas bencana kelaparan yang terjadi di Jalur Gaza. Dia menyerukan negara-negara berpengaruh segera mengambil tindakan guna mengakhiri krisis Gaza. 

"Sudah saatnya Pemerintah Israel berhenti menyangkal kelaparan yang telah diciptakannya di Gaza," kata Lazzarini lewat akun X resminya pada Sabtu (23/8/2025). 

Pernyataan Lazzarini tersebut merespons unggahan Wakil Sekretaris Jenderal PBB Tom Fletcher. Dalam unggahannya, Fletcher mendorong agar laporan tentang kelaparan Gaza yang dirilis badan pemantau yang didukung PBB, Integrated Food Security Phase Classification (IPC), dapat disimak dengan rasa marah dan duka. 

"Semua pihak yang memiliki pengaruh harus menggunakannya dengan tekad dan rasa tanggung jawab moral. Setiap jamnya berharga," tulis Lazzarini dalam lanjutan responsnya atas unggahan Fletcher. 

photo
Alaa Hassanein membawa jenazah keponakannya yang berusia 4 tahun, Sara Hassanein, yang syahid dalam serangan militer Israel di sebuah sekolah di luar Rumah Sakit Al-Shifa, di Kota Gaza, Jumat, 22 Agustus 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement