REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Lebih dari dari 15.600 warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk 3.800 anak-anak, membutuhkan evakuasi medis untuk mendapatkan perawatan khusus secepat mungkin, kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Sabtu (23/8).
Di Platform X, Tedros mengungkapkan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, yang masih didera bencana kelaparan dan pembunuhan massal oleh Zionis Israel. Dia menekankan, puluhan ribuan pasien di wilayah kantong Palestina itu belum mendapatkan akses ke pengobatan yang sangat mereka butuhkan.
Tedros kembali menyerukan upaya mendesak agar bantuan kemanusiaan bisa memasuki wilayah itu, yang masih diblokade oleh Israel. Dia juga mendesak agar gencatan senjata diberlakukan lagi di Gaza untuk mencegah lebih banyak kematian warga Palestina di sana.
Berhenti menyangkal
Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mendesak Israel berhenti menyangkal tanggung jawab atas bencana kelaparan yang terjadi di Jalur Gaza. Dia menyerukan negara-negara berpengaruh segera mengambil tindakan guna mengakhiri krisis Gaza.
"Sudah saatnya Pemerintah Israel berhenti menyangkal kelaparan yang telah diciptakannya di Gaza," kata Lazzarini lewat akun X resminya pada Sabtu (23/8/2025).
Pernyataan Lazzarini tersebut merespons unggahan Wakil Sekretaris Jenderal PBB Tom Fletcher. Dalam unggahannya, Fletcher mendorong agar laporan tentang kelaparan Gaza yang dirilis badan pemantau yang didukung PBB, Integrated Food Security Phase Classification (IPC), dapat disimak dengan rasa marah dan duka.
"Semua pihak yang memiliki pengaruh harus menggunakannya dengan tekad dan rasa tanggung jawab moral. Setiap jamnya berharga," tulis Lazzarini dalam lanjutan responsnya atas unggahan Fletcher.
