REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Militer Israel dilaporkan telah melakukan serangan di ibu kota Yaman, Sanaa. Istana kepresidenan Yaman menjadi sasaran utama serangan tersebut. Serangan itu dilakukan setelah militer Isreal mengakui mereka gagal mengadang rudal kelompok Houthi yang diluncurkan pada Jumat pekan lalu.
Media Israel mengumumkan pada Jumat bahwa sistem pertahanan berhasil mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman, sementara lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion (timur Tel Aviv) ditangguhkan setelah rudal terdeteksi. Layanan ambulans Israel melaporkan adanya korban luka akibat terburu-buru menuju tempat perlindungan menyusul bunyi sirene setelah peluncuran roket, dan mengatakan bahwa pecahan rudal yang dicegat jatuh di sebuah kota di Israel.
Namun, menurut apa yang dilaporkan oleh Radio Tentara Israel pada Ahad, penyelidikan militer mengonfirmasi bahwa rudal yang diluncurkan dari Yaman pada Jumat membawa hulu ledak klaster. Sistem pertahanan udara Israel disebut gagal mengadang rudal tersebut. Sebagian dari bom curah itu mengenaik rumah-rumah warga di Tel Aviv.
Pada 27 Juli, kelompok tersebut mengumumkan peningkatan operasi angkatan lautnya melawan Israel, menargetkan semua kapal milik perusahaan mana pun yang berhubungan dengan pelabuhan Israel, terlepas dari kewarganegaraan mereka. “untuk mendukung Jalur Gaza, yang telah menjadi sasaran perang genosida sejak 7 Oktober 2023.”