Rabu 11 Jun 2025 04:22 WIB

Menag Ungkap Dalih Kuat Penyembelihan Hewan Dam Jamaah Haji di Tanah Air

Saudi dinilai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dam hewan jamaah. 

Menteri Agama Nasaruddin Umar berdoa seusai menyelesaikan rangkaian umrah wajib di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (31/5/2025) dini hari. Menag Nasaruddin Umar selaku Amirul Hajj Indonesia bersama anggota Amirul Hajj telah tiba di Makkah dengan membawa misi kenegaraan penting dalam mengawal pelaksanaan ibadah haji, khususnya memastikan pelayanan terbaik bagi jamaah calon haji Indonesia jelang puncak musim haji 1446 Hijriah/2025 Masehi.
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Menteri Agama Nasaruddin Umar berdoa seusai menyelesaikan rangkaian umrah wajib di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (31/5/2025) dini hari. Menag Nasaruddin Umar selaku Amirul Hajj Indonesia bersama anggota Amirul Hajj telah tiba di Makkah dengan membawa misi kenegaraan penting dalam mengawal pelaksanaan ibadah haji, khususnya memastikan pelayanan terbaik bagi jamaah calon haji Indonesia jelang puncak musim haji 1446 Hijriah/2025 Masehi.

Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Mekanisme penyembelihan hewan dam jamaah haji menjadi tantangan yang ikut dibahas antara Kementerian Agama RI bersama Kementerian Haji dan Umroh Saudi beberapa waktu lalu. Persoalan ini menjadi diskursus karena sebagian ulama berpendapat penyembelihan harus di Tanah Suci.

Baca Juga

Menurut Menag Nasaruddin Umar ada sejumlah tantangan yang dihadapi Saudi untuk memenuhi ketentuan penyembelihan dam jamaah haji Indonesia di Tanah Suci. Di antaranya yakni kemungkinan besarnya jumlah permintaan. 

"Nah per hari ini kata beliau (Kementerian Haji Saudi) baru sekitar 800 orang, nah sementara jamaah haji indonesia 203 ribu orang. Taruhlah yang 200 ribu orang berkewajiban menyembelih hewan, nah (Saudi) ada kesulitan kalau Indonesia tidak segera melakukan pendataan," ujar Menag di Makkah. Selasa (10/6/2025). 

Nasruddin menjelaskan, Saudi tidak bisa langsung serta merta dapat mempersiapkan stok kambing dengan cepat. Mereka harus mengimpor kambing dari Afrika. "Ada kesulitan menghadirkan kambing dalam jumlah besar dari afrika, kemudian juga transportasinya," ujarnya.  

Sementara Makkah, jelas Nasaruddin juga sangat padat sehingga tidak bisa distribusi cepat ke jamaah. Di sisi lain, Arab Saudi juga mempunyai UU karantina. Hewan yang masuk mesti dikarantina terlebih dahulu untuk memastikan tidak membawa penyakit. 

 

 
photo
Infografis Saran untuk Jamaah Haji Cegah Heatstroke di Saudi - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement