Jumat 31 Oct 2025 22:35 WIB

Demo Terbesar Yahudi Haredim, 300 Ribu Lebih Padati Yerusalem Protes Wajib Militer: Israel Terpecah?

Yahudi Haredim menolak wajib militer yang diterapkan Israel.

Sebanyak 300 ribu lebih Yahudi Haredim memadati Yerusalem protes wajib militer, Kamis (30/10/2025).
Foto: Anadolu.
Sebanyak 300 ribu lebih Yahudi Haredim memadati Yerusalem protes wajib militer, Kamis (30/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Lebih dari 300 ribu orang Yahudi ultra-Ortodoks (Haredim) berkumpul di Yerusalem pada Kamis (30/10/2025) dalam demonstrasi besar-besaran menentang wajib militer.

Aksi ini menyebabkan kemacetan lalu lintas di sebagian besar kota dan memperlihatkan perpecahan mendalam dalam masyarakat Israel.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Media Ibrani menggambarkan protes yang dijuluki "Million-Man March" sebagai salah satu demonstrasi Haredi terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Demonstrasi ini diadakan untuk menentang penangkapan siswa yeshiva yang menolak mendaftar di militer dan menuntut kelanjutan pembebasan wajib militer bagi cendekiawan agama penuh waktu.

Para demonstran datang dari seluruh Israel, menyebabkan kemacetan lalu lintas yang luas dan penutupan jalan utama yang mengarah ke dan di sekitar Yerusalem.

Para demonstran membawa spanduk bertuliskan "Rakyat bersama Taurat" dan "Penutupan seminari Taurat berarti akhir dari Yahudi."

Panitia berusaha meredam ketegangan di antara kelompok-kelompok peserta setelah muncul beberapa spanduk yang mengecam tentara dan pemerintah.

Media lokal melaporkan kekacauan di stasiun bus dan kereta api saat puluhan ribu orang berusaha pulang setelah demonstrasi.

Demonstrasi ini terjadi di tengah krisis politik yang semakin memanas terkait pengecualian wajib militer bagi pria ultra-Ortodoks di Israel, yang telah menjadi titik panas antara koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan partai-partai agama.

Faksi-faksi ultra-Ortodoks—beberapa di antaranya mundur dari pemerintahan awal tahun ini—mendesak agar disahkan undang-undang wajib militer baru yang akan mengukuhkan pembebasan wajib militer bagi mahasiswa agama.

Kritikus, bagaimanapun, mengecam proposal tersebut sebagai "undang-undang penghindaran wajib militer."

photo
Polisi berkuda membubarkan warga Yahudi ultra-Ortodoks yang memblokir jalan saat aksi demonstrasi menentang kebijakan wajib militer di Yerusalem, Kamis (7/8/2025). Aksi menolak kebijakan wajib militer di Israel berakhir ricuh. Komunitas Yahudi Ortodoks menolak langkah pemerintah yang mewajibkan mahasiswa seminari untuk menjalani wajib militer pada hari Kamis. - (AP Photo/Mahmoud Illean)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement