REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain berwajah tampan, Nabi Yusuf AS juga dianugerahi oleh Allah SWT kecerdasan. Beliau piawai dalam mengelola keuangan negara (ekonomi).
Uniknya, kepandaian itu bermula dari kemampuan sang nabi untuk mengungkapkan tabir mimpi. Kecerdasannya dalam mengungkapkan takwil mimpi sudah didapatkannya sejak ia masih kecil.
Ketika itu, Yusuf kecil bermimpi melihat bulan, matahari, dan 11 bintang bersujud kepadanya. Ia menakwilkan, petunjuk itu adalah akan bersujudnya ayah, ibu, dan ke-11 saudaranya kepada Yusuf.
Khawatir akan membuat iri saudara tirinya, sang ayah yakni Nabi Ya'kub AS meminta Yusuf untuk menyimpan takwil mimpi tersebut.
Kenyataannya, ketika Yusuf diangkat menjadi bendahara raja Mesir dan bertugas mengelola keuangan negara serta musim paceklik yang menimpa negeri-negeri sekitarnya, termasuk negeri Ya'kub; ke-11 saudaranya duduk bersimpuh untuk memohon ampun padanya atas perbuatan mereka mencelakakan Yusuf ke dalam sumur.
Selain takwil mimpi itu, ketika berada di penjara, Yusuf juga diminta untuk menakwilkan mimpi dua orang rekannya yang ada di penjara.
Takwil mimpi yang mengantarkan Yusuf menjadi bendaharawan negara adalah ketika menafsirkan mimpi sang raja. ''Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya), 'Sesungguhnya, aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, Terangkanlah kepadaku tentang tabir mimpiku itu jika kamu dapat menabirkan mimpi'.'' (QS Yusuf: 43).
Para orang terkemuka Mesir itu tak bisa menafsirkannya. ''Mereka menjawab, '(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu menabirkan mimpi itu'.'' (QS Yusuf: 44).
Sementara itu, ketika hal itu disampaikan kepada Yusuf, Yusuf mengatakan, ''Supaya kamu bercocok tanam selama tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa, maka apa yang kamu tuai, hendaklah kamu biarkan dibulirnya, kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian, sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit (paceklik) yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun paceklik), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian, setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu, mereka memeras anggur.'' (QS Yusuf: 47-49).
Takwil Yusuf tentang mimpi raja ini akhirnya menjadi kenyataan. Penduduk negeri Mesir diperintahkan untuk bercocok tanam demi menghadapi masa paceklik. Ketika musim itu tiba, negeri Mesir dan sekitarnya mengalami masa-masa sulit selama kurang lebih tujuh tahun.
Beruntung, negeri Mesir memiliki persediaan gandum cukup banyak karena mereka menyimpan gandum sewaktu musim subur. Sementara itu, daerah lainnya mengalami kesulitan, termasuk negeri Ya'kub, hingga Nabi Ya'kub mengutus anak-anaknya untuk membeli persediaan gandum di negeri Mesir.
View this post on Instagram




