Rabu 13 Aug 2025 15:45 WIB

Kemenag: Majelis Taklim Strategis Menguatkan Persatuan di Akar Rumput

Majelis taklim menguatkan wasathiyah Islam di masyarakat.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin
Foto: Dok Kemenag
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama menyatakan Majelis Taklim memiliki posisi yang penting sebagai pusat pembelajaran agama, penguatan akhlak, dan perekat persatuan umat.

"Majelis taklim harus menjadi rumah besar yang mempersatukan, bukan memisahkan," ujar Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Zayadi mengatakan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk, semangat moderasi beragama yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila penting untuk dikedepankan. Majelis Taklim dapat masuk pada ruang-ruang itu.

Majelis taklim juga tidak hanya berfokus pada kegiatan rutin pengajian, tetapi mampu merancang program pemberdayaan ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh jamaah.

"Pengajian itu penting, tapi penguatan kapasitas umat di bidang ekonomi, literasi digital, dan sosial juga sama pentingnya," kata dia.

Selain itu, ia meminta para pengelola majelis taklim memperkuat manajemen organisasi, termasuk perencanaan, evaluasi, dan pelaporan.

"Tata kelola yang baik akan meningkatkan kredibilitas majelis taklim di mata jamaah dan pemangku kepentingan," kata dia.

Menurutnya, keterampilan manajerial akan membantu majelis taklim dalam merancang program kerja yang terukur, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Untuk itu, perlu ada visi yang jelas, pengelolaan yang profesional, dan komunikasi yang efektif dengan jamaah," kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin mengingatkan kepada aparatur sipil negara (ASN) di jajarannya terutama para pejabat harus sering ke masjid dan mampu berkhutbah hingga memiliki binaan majelis taklim.

"Saya sering mengatakan, pejabat di Kemenag itu pertama harus rajin ke masjid, harus bisa berceramah, punya binaan majelis taklim, kalau tidak bisa setiap hari setidaknya mempelopori," kata Kamaruddin Amin.

Ia mengatakan beragama itu harus memberikan dampak yang baik, bermanfaat, menjadi pembimbing, atau dengan kata lain penjaga gawang keberagaman dan keimanan umat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement