Kamis 15 May 2025 16:45 WIB

Penempatan Jamaah Berdasarkan Syarikah akan Berlanjut Hingga Armuzna

Pendekatan jamaah di Madinah masih menggunakan pendekatan kloter.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi
Foto: Dok Republika
Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penempatan jamaah haji Indonesia di Makkah tahun ini dilakukan berdasarkan sistem Syarikah, bukan lagi mengacu pada kelompok terbang (kloter). Langkah ini disebut sebagai bagian penting dari strategi layanan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, menegaskan bahwa pendekatan berbasis Syarikah mempermudah proses mobilisasi dan koordinasi layanan jamaah saat puncak ibadah haji.

Baca Juga

“Penempatan jamaah berbasis Syarikah sangat urgen untuk menyukseskan layanan saat puncak haji di Armuzna. Ini mempertimbangkan pergerakan dan pola layanan yang lebih tertata,” ujar Muchlis dalam keterangan persnya, Kamis (15/5/2025).

Tahun ini, delapan Syarikah dilibatkan dalam melayani jamaah haji Indonesia: Al-Bait Guest (35.977 jemaah), Rakeen Mashariq (35.090), Sana Mashariq (32.570), Rehlat & Manafea (34.802), Alrifadah (20.317), Rawaf Mina (17.636), MCDC (15.645), dan Rifad (11.283).

Muchlis menjelaskan, penempatan jamaah di Madinah masih menggunakan pendekatan kloter. Namun, saat bergerak ke Makkah, pembagian dilakukan berdasarkan Syarikah dan tetap akan dikembalikan ke sistem kloter saat kepulangan ke Tanah Air.

“Layanan di Makkah berbasis Syarikah ini linear dengan pergerakan jamaah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” ucap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement