Kamis 21 Aug 2025 17:53 WIB

Amalkan Ini pada Waktu antara Maghrib dan Isya

Lakukan amalan antara Maghrib dan Isya agar waktu tak terbuang sia-sia.

Waktu maghrib (ilustrasi)
Foto: pxhere
Waktu maghrib (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang yang sering menyia-nyiakan waktu antara Maghrib dan Isya. Padahal, waktu tersebut memiliki keutamaan yang besar dalam Islam.

Menghidupkan waktu antara Maghrib dan Isya dengan beribadah dapat mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Sebagai seorang Muslim, penting untuk memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga

Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya, Bidayatul Hidayah, memberikan tuntunan tentang bagaimana seharusnya kita mengisi waktu antara Maghrib dan Isya.

Sang Hujjatul Islam menyarankan agar waktu tersebut diisi dengan beriktikaf di masjid dan melaksanakan sholat sunah awabin. Iktikaf dan sholat sunah pada waktu ini memiliki keutamaan yang sangat besar, bahkan disebutkan bahwa pahalanya tidak terhitung.

Dalam kitab tersebut, Imam al-Ghazali menjelaskan:

"Dan bila memungkinkan bagimu, seyogianya merencanakan iktikaf sampai Isya, dan hendaknya menghidupkan waktu di antara Maghrib dan Isya dengan sholat sunah. Sungguh telah disebutkan keutamaan beriktikaf dan melakukan sholat sunah antara Maghrib dan Isya yang tak terhitung banyaknya. Yaitu waktu permulaan malam. Karena itu, mengawali waktu permulaan malam yaitu dengan sholat awabin. Yakni, sholat di waktu ini dinamakan sholat sunah awabin." (Lihat Bidayatul Hidayah, halaman 122-123, cetakan Darul Minhaj, Lebanon Beirut).

Sholat sunah awabin adalah sholat yang dilakukan untuk memohon ampunan kepada Allah atas segala kesalahan dan dosa yang telah dilakukan sepanjang hari. Dinamakan sholat awabin karena orang yang melakukannya dianggap kembali kepada Allah dan bertobat dari kesalahan yang diperbuatnya pada siang hari. Syekh Sulaiman Al-Jamal dalam Hasyiyatul Jamal menjelaskan:

"Dinamai shalat Awwabin sebab orang yang menjalankannya itu kembali kepada Allah dan bertobat dari kesalahan yang ia lakukan pada siang hari. Karenanya, ketika ia melakukannya berulang-ulang, maka hal itu merupakan penanda kembalinya ia (bertobat) kepada Allah ta’ala meskipun itu tidak disadarinya." (Lihat Hasyiyatul Jamal, Beirut, Daru Fikr, jilid 609).

Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan keutamaan sholat sunah antara Maghrib dan Isya. Ketika ditanya tentang firman Allah dalam Surah As-Sajdah ayat 16, "Tatajafa junubuhum 'anil madhoji'" (lambung mereka jauh dari tempat tidurnya), beliau bersabda:

"Yaitu sholat sunah di antara Maghrib dan Isya. Karena sesungguhnya sholat sunah antara Maghrib dan Isya itu untuk menghapus kesia-siaan yang dilakukan pada siang hari dan membersihkan penghujung hari." (Lihat Bidayatul Hidayah, halaman 122-123).

Syekh Muhammad Asy-Syarbini Al-Khathib dalam kitab Al-Iqna menjelaskan bahwa sholat awabin dapat dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal dua puluh rakaat. Di antara keutamaannya, orang yang melaksanakan sholat awabin enam rakaat akan dicatat amalnya seperti ibadah selama dua belas tahun. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam Tirmidzi:

"Barang siapa yang melaksanakan shalat Awwabin enam rakaat, maka Allah catat baginya pahala ibadah 12 tahun."

Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, sebaiknya kita mengisi waktu antara Maghrib dan Isya dengan memperbanyak ibadah, salah satunya adalah sholat sunah awabin. Ketika waktu Isya tiba, disarankan untuk melaksanakan sholat sunah qobliyah Isya sebanyak empat rakaat sebelum sholat fardhu. Waktu antara adzan dan iqamah juga merupakan waktu mustajab untuk berdoa. Imam al-Ghazali menegaskan:

"Maka ketika telah masuk waktu Isya, sholat sunah lah empat rakaat sebelum sholat fardhu, karena menghidupkan waktu di antara adzan dan iqamat itu keutamaannya banyak. Dan diriwayatkan bahwa sesungguhnya doa antara adzan dan iqamat itu tidak akan ditolak." (Lihat Bidayatul Hidayah, halaman 123).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement