REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan haji Indonesia Profesor Aswadi mengingatkan kepada jamaah haji Indonesia seputar hal penting ketika melaksanakan ibadah di Tanah Suci. Terutama, terkait dengan hal-hal yang dilarang saat beribadah umroh atau haji.
"Untuk seluruh calon jamaah haji yang sedang melaksanakan proses ibadah, kita perlu memperhatikan hal-hal yang terlarang, supaya ibadahnya itu menjadi sempurna dan menjadi makbul, mabrur di sisi Allah dan makhluk ciptaannya," ujarnya kepada wartawan di Madinah, Ahad (4/5/2025).
Pertama, kata ia, bagi laki-laki itu jangan sampai pegang-pegang hidung dan kemudian cabut bulu hidung. Termasuk ketiak merasa gatal, lalu mencabut bulunya. "Karena itu sebelum keberangkatan ini bersihkanlah dulu bulu hidung, ya ini supaya tidak mencabut ini," ujarnya.
Kedua, kata ketika pakai ihrom karena kondisinya mungkin panas, lalu sampai semua tubuh ditutup. Hal tersebut juga tidak boleh dilakukan. Lalu, hindarilah memakai peci. Simpan peci baik-baik sehingga tak perlu dipakai.
Lantas bagaimana dengan payung? Menurutnya payung tidak masalah karena yang jadi persoalan jika menutup dan menempel. "Kalau kacamata itu juga tidak termasuk."
Buat perempuan, kata ia, biasanya suka wudhu di tempat umum. Sebenarnya memang itu tidak membatalkan haji. Hanya saja menurut Aswadi, hal tersebut menjadi bagian dari larangan membuka aurot di tempat umum. "Tidak menjadi batalnya haji, itu melanggar membuka aurot saja," ujarnya.
Karena, ia menyarankan perempuan nanti jika berwudhu, cari tempat yang aman dan terlindung. Pun ketika halnya saat gerah boleh membuka kerudung di tempat yang terlindung. "Untuk perempuan itu biasanya juga lepas kerudung, rambutnya gatel-gatel dilepas, beda dengan laki-laki. Laki-laki itu ditutup, perempuan ini membuka."
Ia mengingatkan perempuan juga tidak mencabut rambut kalu merasa gatal. Termasuk, mencabut uban yang sudah menjadi kebiasaan. "Sudah agak tua kemudian ubannya itu dicabut-cabut. Meskipun uban itu cabut rambut juga tidak boleh.
Selain itu hal kecil lain yang tak kalah penting adalah menggunting kuku. Jamaah diminta sudah menggunting kuku sejak di tanah air.
Lantas bagaimana dengan yang menstruasi?
Menurut Aswadi, untuk rangkaian ibadah haji berdasarkan pendapat jumhur ulama, yang suci itu cuma satu, adalah tawaf. Tawaf itu harus suci.
"Nah ini bagi orang yang menstruasi dulu ya, bagi mereka yang menstruasi, itu kalau waktunya memungkinkan, setelah niat umroh, tunggu dulu," ujarnya.
View this post on Instagram