Kamis 12 Sep 2024 08:47 WIB

Detik-Detik Seorang Ustadz Wafat Saat Mengulas Hadits Kabut yang Menyamarkan Kebaikan

Ustadz Syatibi wafat saat saat mengulas hadits kabut yang menyamarkan kebaikan kedua.

Ustadz Syatibi Al Faroek
Foto: Tangkapan Layar Youtube
Ustadz Syatibi Al Faroek

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Seorang dai bernama Ustadz Syatibi al-Faroek mengembuskan nafas terakhir saat mengisi kajian Subuh di Masjid Puri Cinere, Depok, Sabtu 24 Agustus 2024 lalu. Dai yang juga dikenal sebagai dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Dirosat Islamiyah (STIUDI) Al-Hikmah, Jakarta, ini meninggal dunia saat membawakan tafsir sebuah hadits Rasulullah SAW dari Hudzaifah Al-Yamani. 

Dalam kajian Tafsir Tematik tersebut, Ustadz Syatibi sempat menjelaskan tentang salah satu hadits Muslim bernomor 3434 dari Hudzaifah Al-Yamani, seorang sahabat yang dikatakan sebagai pemegang rahasia Rasulullah SAW. Hadits tersebut mengungkap bagaimana Hudzaifah bertanya kepada Rasulullah mengenai keburukan atau kejahatan pada saat orang-orang bertanya soal kebaikan. Apa yang ditanyakan Hudzafah tersebut karena dia takut kejahatan akan menimpanya.

Baca Juga

Hudzaifah bertanya bahwa dahulu mereka berada dalam kebodohan dan kejahatan sampai kemudian Allah menurunkan kebaikan (Islam) kepada mereka. Lantas, Hudzaifah pun bertanya apakah akan datang kembali kejahatan? Rasulullah mengiyakan pertanyaan tersebut. Hudzaifah bertanya kembali apakah akan turun kembali kebaikan? Rasulullah kembali mengiayakan. Hanya saja, ada dakhan yang menyelimutinya.

Dalam menafsirkan 'kebaikan kedua', Ustadz Syatibi mengungkapkan, jikalau dakhan yang dimaksud adalah kabut. "Jadi nanti kebaikan kedua itu muncul namun kebaikannya mengandung kabut. Berarti tidak murni tidak terang benderang karena seperti kita berkendaraan di kawasan yang dingin pada sore atau pagi hari kita butuh lampu. Kata Rasulullah, kebaikan yang muncul berikutnya mengandung kabut,"ujar dia.

Hudzaifah bertanya apa bentuk kabutnya itu? "Ini sebuah jawaban yang sangat menarik yang bisa jadi pegangan kita hari ini. Kata Rasulullah, kalau kamu ingin tahu, kebaikan yang sudah bercampur itu maka campurannya itu apa.. Kaumun akan muncul satu kaum. Kaum itu bisa bangsa, masyarakat, komunitas, dia memberikan petunjuk guidance bukan atas petunjukku. Jadi bertentangan dengan petunjuk Rasulullah SAW tapi penampilannya menunjukkan kalau dia membawa petunjuk,"kata dia.

Apa yang dikatakan Nabi, ujar Ustadz Syatibi, tampak pada kehidupan saat ini dimana banyak pandangan hidup yang tidak berasal dari Nabi SAW. Sebagai contoh, ideologi yang ada pada masyarakat seperti liberalisme dan kapitalisme yang menghasilkan masyarakat sekuler. Di sisi lain, ada ideologi sosialisme dan komunisme yang melahirkan masyarakat atheis. 

"Kabutnya itu pandangan hidup yang bukan pandangan hidup dariku jadi bukan dari Rasulullah SAW. Pada tingkat ini, kata Rasulullah,  'ta'rifu minhum watunkiru'. Kalian punya kemampuan.. mengenal.."  Setelah mengatakan kalimat tersebut, terdengar dengkuran keluar dari suara Ustadz Syatibi. Dai itu pun wafat dalam kondisi yang khusnul khatimah.

 

Hadits lengkap dari Hudzaifah..

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement