Jumat 26 Jul 2024 14:53 WIB

Pidato Netanyahu di Depan Kongres AS Bikin Hamas Murka, Tentara Israel Kembali Jadi Korban

Sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar Gaza hancur.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Peti mati tentara Israel yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza saat dibawa saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Selasa, 11 Juni 2024.
Foto: AP Photo/ Ohad Zwigenberg
Peti mati tentara Israel yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza saat dibawa saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Selasa, 11 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA — Kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat (AS) dikecam banyak kalangan. Pimpinan Israel yang sudah mendapatkan surat penangkapan dari Kantor Jaksa Kriminal Internasional tersebut pun dikecam musuh terbesarnya di Palestina, Hamas.

Terlebih, orang yang paling bertanggung jawab terhadap tewasnya hampir 40 ribu warga Gaza tersebut diberi kesempatan pidato di depan Kongres AS. “Netanyahu seharusnya ditangkap sebagai penjahat perang dan diserahkan ke ICC (Pengadilan Kriminal Internasional), bukannya diberi kesempatan untuk memoles citranya di hadapan dunia dan menutupi pembunuhan massal dan pembersihan etnis di Gaza,” kata Hamas dalam pernyataannya, Kamis (25/7)

Baca Juga

Tak hanya menyampaikan sikap, para pejuang Palestina juga semakin gencar melakukan perlawanan di medan tempur di Gaza. Tentara Israel mengatakan pada Kamis (25/7/2024) bahwa satu tentara lagi tewas dan dua lainnya cedera dalam bentrokan dengan pejuang Palestina di Jalur Gaza Selatan, dilaporkan Anadolu Agency.

Sebuah pernyataan mengidentifikasi tentara zionis Israel yang terbunuh sebagai Sersan Staf Noam Douek (19 tahun) dari Batalyon ke-9 Brigade Korps Lapis Baja ke-401.

photo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024. - (EPA-EFE/GIL COHEN-MAGEN / POOL)

Dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (26/7/2024), tentara zionis Israel tidak memberikan rincian tentang tentara yang terluka. Kematian tersebut membuat jumlah tentara Israel yang tewas sejak dimulainya operasi darat Israel di Gaza pada tanggal 27 Oktober menjadi 327 orang dan total kematian tentara sejak tanggal 7 Oktober melonjak menjadi 687.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada awal Oktober 2023.

Hampir 39.200 warga Palestina telah wafat sejak saat itu. Sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 90.400 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat. Selama sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkan Tel Aviv (Israel) untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, Gaza. Rafah adalah tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.

Dikutip dari laman Aljazirah, Jumat (26/7/2024), gelombang baru serangan udara oleh jet tempur Israel telah menargetkan Jalur Gaza, termasuk Khan Younis di selatan, kamp pengungsi Bureij di tengah, dan Kota Gaza di utara daerah kantong penduduk itu, lapor koresponden Aljazirah di lapangan.

Pasukan militer Israel menembakkan peluru tajam ke Ambulans yang mengevakuasi orang yang terluka di Khan Younis selatan, tempat invasi darat mematikan oleh pasukan Israel meluas.

Netanyahu bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan Kamala Harris di Washington, tempat wakil presiden memberi tahu Netanyahu bahwa "sudah waktunya untuk menyelesaikan kesepakatan ini" terkait gencatan senjata di Gaza.

Sebelas warga Palestina dibebaskan dari penjara Israel, seorang anak laki-laki berusia 17 tahun memberitahu Aljazirah bahwa dia disiksa untuk mendapatkan informasi tentang Hamas dan keberadaan tawanan yang ditahan di Gaza.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement