Jumat 26 Jul 2024 10:18 WIB

Derita Delapan Tahun Koma 'The Buldozer dari Israel' dan Ramalan Datangnya Imam Mahdi

Ariel Sharon pernah bersumpah membakar setiap anak Palestina.

Ariel Sharon
Foto: EPA/Jim Hollander
Ariel Sharon

REPUBLIKA.CO.ID, Citra beringas Ariel Sharon berakhir saat mantan perdana menteri Israel tersebut mengembuskan napas terakhir pada  Sabtu (11/1/2014) silam waktu setempat. Kematian Sharon ini mengakhiri mati suri yang dijalaninya selama delapan tahun sejak 2006. Sepekan terakhir menjelang kematiannya, kondisi Sharon terus memburuk. Keluarganya pun terus mendampingi penguasa yang dikenal keji ini di Pusat Medis Sheba di dekat Tel Aviv.

Sharon pertama kali mengalami stroke kecil pada Desember 2005. Kemudian, ia memakai pengencer darah sebelum mengalami stroke kedua yang diikuti pendarahan otak pada 4 Januari 2006. Sejak saat itu, Sharon tidak pernah bangun.

Baca Juga

Selama berbulan-bulan, Sharon menghabiskan waktu di sebuah rumah sakit di Yerusalem. Kemudian, ia dipindahkan ke fasilitas perawatan jangka panjang di Rumah Sakit Tel Hashomer. Ia sempat dibawa ke rumah, namun akhirnya kembali ke rumah sakit (RS) dan sejak itu ia tidak pernah meninggalkan ruangan RS.

Selama delapan tahun mengalami koma, Sharon hanya hidup dengan alat bantu. Pria berusia 85 tahun tersebut menderita kerusakan organ tubuh, termasuk kerusakan ginjal. Sharon merupakan tokoh paling kontroversial, tak hanya di Israel, tapi juga dunia. Sebagai salah satu jenderal Israel yang paling terkenal, ia dikenal karena taktik beraninya. Ia dijuluki sebagai buldoser.

Sebelumnya, otoritas Yahudi di Israel menggelar rapat raksasa menyikapi kondisi Ariel Sharon. Bahkan, PM Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan keterlibatan pemerintahnya untuk pemakaman Sharon.

Menurut Netanyahu, Israel bertanggung jawab penuh atas upacara keagamaan dan kenegaraan untuk Sharon. “Akan ada waktu yang fleksibel untuk menggelar upacara kenegaraan dan keagamaan bagi (kematian) Sharon,” kata Juru Bicara Netanyahu, Mark Regev, seperti dilansir the Telegraph, awal pekan lalu.

Sharon merupakan tokoh penting bagi Zionis Israel. Dia memimpin Israel sejak 2001 hingga 2006. Dia juga merupakan bekas petinggi militer Yahudi semasa upaya pengakuan dunia terhadap Israel. Sejarah mencatat, banyak riwayat hitam dalam dirinya selama menjadi petinggi militer. Pembantaian terhadap warga Palestina, Lebanon, dan Suriah semasa aktif di militer juga bukan kabar yang sumir. Termasuk, saat dia menjabat sebagai perdana menteri.

Kekejaman Sharon juga pernah diakuinya sendiri. Pada suatu kesempatan dalam wawancaranya dengan jenderal dan Menteri Pertahanan Israel Ouze Merham pada 1956, Sharon bersumpah akan membakar semua masyarakat Arab dan Palestina di wilayah jajahannya.

“Saya tidak percaya yang namanya prinsip internasional. Saya bersumpah akan saya bakar setiap anak yang dilahirkan di daerah ini. Perempuan dan anak-anak Palestina lebih berbahaya dibandingkan para pria dewasa sebab keberadaan anak-anak Palestina menunjukkan bahwa generasi itu akan berlanjut,” kata dia.

Kini, si Buldoser Israel itu telah pergi. Rabbi Yahudi, Yitzchak Kaduri, meramalkan, kematian Sharon merupakan awal hadirnya Imam Mahdi.

 

Ramalan Rabi...

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement