REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Laporan sebuah media Israel mengungkap militer Amerika Serikat akan membangun pangkalan sementara di perbatasan Jalur Gaza. Pemberitaan ini mendapat respons dari Gedung Putih.
Pada Rabu (12/11/2025), Gedung Putih membantah laporan yang menyebut Amerika Serikat (AS) berencana membangun pangkalan militer sementara di perbatasan Jalur Gaza.
“Laporan itu hanya didasarkan pada selembar dokumen, berupa permintaan informasi dari seseorang di Departemen Angkatan Laut tentang sebuah ide yang mungkin terjadi di masa depan," kata juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, kepada wartawan.
"Namun, reporter tersebut menafsirkannya sebagai rencana resmi dan memberitakan seolah-olah Amerika Serikat tengah mempertimbangkannya (membangun pangkalan militer). Saya sudah memeriksa langsung ke tingkat tertinggi pemerintah federal Amerika Serikat,” kata Leavitt menambahkan.
“Ini bukan sesuatu yang diminati atau sedang dilakukan oleh Amerika Serikat saat ini,” tegas dia.
Sebelumnya, surat kabar Yedioth Ahronoth, mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Washington berupaya mendirikan pangkalan militer besar di wilayah perbatasan Gaza. Jika benar, langkah itu akan menandai “eskalasi signifikan dalam aktivitas militer AS di Israel.”
Media tersebut juga menyebut proyek itu akan menjadi “pangkalan militer besar pertama milik Amerika di wilayah Israel, yang menunjukkan semakin dalamnya komitmen AS terhadap upaya stabilisasi pascaperang di Jalur Gaza.”
Leavitt menegaskan bahwa Presiden Donald Trump telah berulang kali menyampaikan penolakannya terhadap pengerahan pasukan AS di Timur Tengah.
“Presiden sangat jelas bahwa ia tidak ingin melihat pasukan darat terlibat dalam situasi di Timur Tengah. Kami telah mencapai kemajuan besar dalam rencana perdamaian di Gaza, dan kami ingin proses itu terus berlanjut,” ujar dia.




