Selasa 11 Nov 2025 09:41 WIB

Genosida di Gaza Hanya Berhenti di Media

Warga Gaza menyatakan, genosida jauh dari kata selesai.

Mahmoud Shakshak, kanan, memegang jenazah putranya Fadi (5 tahun), dan putrinya Sara (8 tahun), yang syahid dalam serangan tentara Israel, di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Foto: AP Photo/Yousef Al Zanoun
Mahmoud Shakshak, kanan, memegang jenazah putranya Fadi (5 tahun), dan putrinya Sara (8 tahun), yang syahid dalam serangan tentara Israel, di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza pada Rabu, 29 Oktober 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY — Sebulan setelah gencatan senjata berlangsung di Gaza, hampir tidak ada yang berubah bagi Manar Jendiya. Warga Gaza City ini tetap harus mengungsi di Deir al-Balah sejak gencatan senjata berlaku pada 11 Oktober.  Sebagian besar daerah tempat dia tinggal, Shujaiya, masih berada di bawah kendali Israel.

Dua pekan setelah perjanjian, pasukan Israel membombardir daerah tempatnya tinggal. Operasi militer tersebut memaksanya mencari perlindungan di tempat lain. Salah satu serangan Israel menewaskan saudara perempuannya.“Suaminya tewas sebelumnya dalam perang, jadi dia mengasuh anak-anaknya sendirian,” ujar Jendiya kepada Middle East Eye.

Baca Juga

“Ketika serangan di  Gaza City meningkat dan perintah evakuasi dikeluarkan berulang kali, dia tidak ingin mengambil risiko kehilangan anak-anaknya juga, jadi dia mencari perlindungan di tenda darurat di Gaza tengah,” tambah dia.

Menurut Manar, dia tidak pernah membayangkan saudaranya juga akan dibunuh Zionis hingga meninggalkan anak-anaknya tanpa ibu atau ayah.“Genosida hanya berhenti di media. Tapi bagi kami, itu masih berlangsung,”kata dia. 

Middle East Eye melaporkan, pengalaman Manar dirasakan oleh banyak orang di Gaza. Mereka mengatakan genosida Israel yang telah berlangsung selama dua tahun masih jauh dari selesai. Di lapangan, serangan Israel dan krisis kemanusiaan yang ditimbulkannya terus berlanjut.

Hampir setiap hari, ledakan menghancurkan sebagian besar rumah di Jalur Gaza. Penembakan terus menyalak hingga menewaskan dan melukai warga.  Drone penjajah terbang di atas kepala menyiarkan rekaman yang mengganggu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement