REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, mengecam pembunuhan warga Palestina oleh rezim Israel yang terus berlanjut. Selain itu, Iran terus melanggar hak asasi manusia secara terang-terangan di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Baqaei pada Ahad (17/11/2025), mengatakan bahwa berlanjutnya blokade Gaza, disertai pembatasan dalam pembersihan puing-puing dan rekonstruksi infrastruktur kesehatan serta infrastruktur vital lainnya, telah memperdalam krisis kemanusiaan di wilayah yang terkepung itu di tengah cuaca dingin dan hujan.
Ia mengecam tindakan-tindakan tersebut sebagai bagian dari “kebijakan genosida” Israel terhadap rakyat Palestina.
Menurut Pertahanan Sipil Gaza, puluhan tenda yang menampung keluarga-keluarga pengungsi di daerah Al-Mawasi, Khan Younis, terendam air hujan setelah tiga hari berturut-turut terjadi hujan lebat dan angin kencang. Para ahli meteorologi memperkirakan kondisi akan membaik pada Minggu malam.
Baqaei juga mengecam para pemukim Israel atas meningkatnya serangan di Tepi Barat, penodaan tempat-tempat suci termasuk Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi, serta melakukan penangkapan sewenang-wenang dan penyiksaan terhadap warga Palestina.
Ia menegaskan bahwa komunitas internasional memikul tanggung jawab hukum dan moral untuk menghentikan kejahatan yang dilakukan oleh rezim pendudukan.
Baqaei berpendapat bahwa situasi di Tepi Barat mencerminkan kelanjutan dari kebijakan “pemusnahan kolonial” Israel, yang menurutnya telah menyebabkan pembantaian puluhan ribu warga sipil di Gaza selama dua tahun terakhir.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri itu menambahkan bahwa dukungan militer dan politik yang diberikan oleh Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa kepada Israel telah membuat mereka ikut terlibat.
Ia menekankan perlunya mengakhiri impunitas bagi para penjahat perang dan mereka yang bertanggung jawab atas genosida.
Sumber:




