REPUBLIKA.CO.ID, Abu Zakaria bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi merupakan ulama besar asal Damaskus. Dia lahir di sebuah tempat bernama Nawa pada 631 H. Ulama yang akrab disebut dengan Imam Nawawi ini memiliki karya tulis yang amat banyak. Satu karya paling terkenal adalah Hadis al-'Arbain.
Tak hanya berada di belakang meja, Imam Nawawi juga menjadi seorang ulama yang berjuang melawan kezaliman penguasa. Pada satu ketika, kemarau panjang terjadi di bumi Syam. Tanah pertanian begitu kering, sementara banyak ternak yang mati. Rakyat pun hidup dalam kemiskinan.
M Anwar Djaelani dalam Jejak Kisah Pengukir Sejarah mengungkapkan, dalam kondisi yang serbasulit ini, tersiar kabar jika bangsa Mongol dan Tartar akan menyerang. Mereka dikenal kejam dan sangat memusuhi Islam. Rakyat takut mereka akan menghancurkan Syam.
Raja Zhahir Baibars, penguasa Syam, memerintahkan seluruh rakyat Syam untuk membayar dana perang. Raja pun memanggil semua ulama untuk dimintai pertimbangannya. Dana perang harus terkumpul dan pendapat ulama akan dijadikan alat legitimasi.
Banyak ulama sepakat, tetapi ada juga yang menolak. Namun, setelah diintimidasi aparat negara, mereka akhirnya menyetujui, bahkan ikut menyosialisasikannya. Meski begitu, masih ada ulama yang kukuh menolak rencana pengumpulan dana perang itu. Dialah Imam Nawawi. Sosok ulama Syafi'iyah ini memilih untuk mengambil risiko demi menjelaskan yang hak dan batil.