REPUBLIKA.CO.ID, Tidak semua dosa tampak di mata manusia. Dalam kitab Syarah Sullamut Taufiq, Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni mengingatkan, hati pun bisa berbuat maksiat. Dari ria, ujub, hasud, hingga buruk sangka semuanya bisa menghapus pahala dan menjauhkan manusia dari rahmat Allah tanpa disadari.
Di antara maksiat hati adalah ria dengan amal kebaikan, yaitu beramal kebaikan agar mendapat pujian manusia. Ria dapat meleburkan pahala, seperti dosa ujub karena merasa taat kepada Allah yakni merasa atau mengklaim bahwa ibadah yang dilakukannya adalah hasil usahanya sendiri tanpa bantuan dari Allah, padahal semua ibadah yang dapat dilakukannya itu atas pertolongan dan hidayah Allah.
Termasuk maksiat hati jika meragukan adanya Allah, kesempurnaan-Nya dan sifat-sifat yang wajib bagi-Nya, merasa aman dari murka Allah SWT padahal dosanya melimpah dan amal ibadahnya tidak sempurna atau malas.
Hal tersebut juga termasuk maksiat hati jika putus asa dari rahmat Allah, padahal Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah menyanggupi mengampuni seluruh dosa orang yang bertobat selain dosa musyrik, kecuali jika meninggalkan kemusyrikannya.
Takabur atau sombong terhadap hamba-hamba Allah adalah maksiat hati. Yaitu menolak perkara yang hak atau benar. Dia menghina manusia lain dan memandang dirinya lebih baik atau lebih unggul daripada kebanyakan makhluk Allah, padahal siapa tahu pada hakikatnya orang lain lebih baik daripadanya, siapa tahu dengan mendadak Allah menghilangkan keluhuran derajat atau pangkat seseorang dan mengangkat orang lain yang dianggapnya hina atau rendah.
Jadi menganggap diri sendiri lebih baik dari manusia lain adalah maksiat hati. Maka pada hakikatnya orang yang paling bodoh di dunia ini adalah orang yang takabur dan orang yang musyrik.




