Kamis 16 Nov 2023 23:04 WIB

Baznas RI Berencana Bangun Lembaga Pendidikan di Palestina Usai Ketegangan Mereda

Tahun lalu Baznas alokasikan dana Rp 6,7 miliar untuk pendidikan anak Palestina

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bantuan kemanusiaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI bersama Lembaga Amil Zakat (LAZ), mitra, dan masyarakat Indonesia telah sampai di Bandar Udara Internasional El Arish, Sinai Utara, Mesir, Senin (6/11/2023).
Foto: Baznas
Bantuan kemanusiaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI bersama Lembaga Amil Zakat (LAZ), mitra, dan masyarakat Indonesia telah sampai di Bandar Udara Internasional El Arish, Sinai Utara, Mesir, Senin (6/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan menyatakan, Baznas akan terus memberikan bantuan di sektor pendidikan kepada warga Palestina. Dia menuturkan, tahun lalu Baznas RI sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 6,7 miliar untuk memberi bantuan pendidikan kepada anak-anak Palestina.

"Maka beasiswa kita ketika itu adalah menghadirkan mereka ke Indonesia, untuk belajar tentang keberagaman di Indonesia, dan juga untuk menghargai perbedaan. Kita ingin mereka belajar mengenai keberagaman suku dan agama di Indonesia," kata dia, Kamis (16/11/2023).

Saidah menambahkan, setidaknya ada lebih dari 30 orang asal Palestina yang telah menempuh pendidikan di Indonesia. Di antaranya sudah ada yang berkuliah di universitas negeri, dan sebagiannya lagi kuliah di perguruan tinggi Muhammadiyah.

"Ada yang (kuliah) di (perguruan tinggi) negeri, dan di (perguruan tinggi) Muhammadiyah. Terus ada juga yang short course. Jadi teman-teman dari sana kita undang ke Jakarta, belajar tentang Indonesia yang beragam, inklusif, pluralis, agar mereka punya perspektif soal itu. Ada side opinion. Itu yang kita ingin bangun juga," ujarnya.

Selain program beasiswa, terang Saidah, Baznas juga berencana memberikan bantuan pendidikan dalam bentuk yang lain. Baznas berencana untuk melakukan rekonstruksi lembaga pendidikan di Palestina.

"Kalau situasi kedaruratan ini reda semua, insya Allah yang akan kita lakukan adalah melakukan rekonstruksi lembaga pendidikan sekolah. Mungkin kita tidak mengantarkan anak-anak itu ke sini, tetapi membangun sekolah di sana," katanya.

Adapun program beasiswa yang sudah berjalan, Saidah mengatakan, akan terus berjalan, yaitu dengan menempuh pendidikan di Indonesia. Meski, Saidah mengakui, untuk mendatangkan anak muda Palestina ke Indonesia memang tidak mudah.

"Itu pun tidak mudah, karena kami harus mendapatkan verifikasi dari Dubes Palestina di Indonesia dan juga dinas pendidikan di Palestina," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement