Selasa 18 Nov 2025 18:03 WIB

Media AS Sebut Popularitas Hamas tidak Melemah Justru Semakin Menguat Pascagencatan Senjata

Hamas dengan cepat menguasai keamanan sipil Gaza.

Anggota Brigade Izzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, mengambil bagian dalam parade merayakan gencatan senjata di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Ahad , 19 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Anggota Brigade Izzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, mengambil bagian dalam parade merayakan gencatan senjata di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Ahad , 19 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK— Sebuah laporan dari Wall Street Journal menyebutkan bahwa perkembangan terbaru di Jalur Gaza menunjukkan peningkatan signifikan dalam popularitas Gerakan Perlawanan Islam Hamas setelah gencatan senjata, meskipun Hamas mendapat banyak kritik selama perang.

Penulis laporan tersebut, Sudarsan Ragavan dan Suha Muaia, berpendapat bahwa perubahan suasana hati masyarakat ini mempersulit pelaksanaan rencana Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga

Rencana tersebut adalah yang didasarkan pada pelucutan senjata gerakan tersebut dan mengucilkannya dari peran politik apa pun di masa depan di wilayah tersebut sebagai imbalan atas penarikan bertahap Israel dan mendatangkan pasukan keamanan internasional.

Dengan dimulainya gencatan senjata dan mundurnya pasukan Israel, kedua penulis menunjukkan bahwa Hamas telah mengerahkan kembali anggotanya ke jalan-jalan sebagai polisi dan keamanan internal, menargetkan penjahat dan pencuri setelah periode kekacauan dan anarki.

Kemampuan untuk menegakkan ketertiban

Banyak penduduk Gaza, bahkan yang menentang gerakan tersebut, melihat hal ini sebagai pemulihan kemampuan untuk menegakkan ketertiban setelah berbulan-bulan terjadi pencurian, perampokan, dan meningkatnya pengaruh geng-geng.

Laporan tersebut mengutip pernyataan PBB yang menegaskan bahwa persentase bantuan yang dirampok atau disita telah menurun dari lebih dari 80 persen sebelum gencatan senjata menjadi hanya sekitar 5 persen selama sebulan terakhir.

Stabilitas relatif ini, kata kedua penulis, memungkinkan Hamas untuk memulihkan citranya. Menurut survei terbaru dari Pusat Penelitian Politik dan Survei Palestina, 51 persen penduduk Gaza memberikan penilaian positif terhadap kinerja gerakan tersebut selama perang, dibandingkan dengan 43 persen pada Mei.

Mereka lebih memilih Hamas tetap bersenjata

Kedua penulis menyebutkan bahwa dukungan elektoral yang diduga untuk Hamas telah meningkat menjadi 41 persen, level tertinggi sejak akhir 2023, meskipun jajak pendapat di Gaza tetap sulit dilakukan karena kerusakan yang luas.

Mereka mengatakan ketakutan akan kekacauan dan keinginan akan keamanan, stabilitas, dan kehidupan normal tetap menjadi motivasi utama bagi sebagian besar penduduk Gaza untuk lebih memilih Hamas tetap bersenjata pada tahap ini.

Survei tersebut menunjukkan bahwa 55 persen penduduk menentang pelucutan senjata gerakan tersebut, sementara 52 persen menolak masuknya pasukan internasional untuk melucuti senjata mereka.

Tidak adanya otoritas alternatif

Laporan tersebut mengutip pernyataan para analis bahwa kecenderungan ini mencerminkan ketakutan penduduk akan tidak adanya otoritas alternatif yang mampu menegakkan keamanan, di tengah maraknya kelompok-kelompok bersenjata selama perang.

Di lapangan, Hamas saat ini menguasai sekitar 47 persen dari wilayah di sebelah barat garis kuning, sementara Israel tetap menguasai wilayah lainnya.

Meskipun rencana Trump berhasil menghentikan sebagian besar pertempuran, rencana tersebut juga memungkinkan gerakan tersebut memperkuat pengaruhnya di wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaannya, di tengah tidak adanya alternatif Palestina yang mampu mengambil alih tanggung jawab.

Menurut laporan tersebut, para ahli Israel dan Palestina berpendapat bahwa Hamas akan tetap mendapat dukungan sampai muncul entitas politik atau keamanan lain yang mampu menjaga ketertiban.

Kondisi pascahujan deras di Deir Balah, Jalur Gaza, Sabtu (15/11/2025). (Muhammad Rabah/Dok Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement