REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) RI memastikan seluruh asrama haji embarkasi dan debarkasi di berbagai wilayah Tanah Air dalam kondisi siap. Hal itu penting untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan ibadah haji tahun 2026 M/1447 H.
Penataan dilakukan untuk menjamin kelancaran alur layanan, mulai dari penerimaan jamaah, pemeriksaan kesehatan, hingga proses administrasi keberangkatan. Selain itu, pihaknya juga memastikan pengaturan pergerakan menuju bandara agar lancar.
“Kesiapan sarana dan prasarana terus kami pastikan melalui koordinasi dengan instansi terkait, termasuk akomodasi, konsumsi, area kesehatan, keamanan, dan ruang layanan bagasi,” ujar Menteri Haji dan Umrah RI Mochamad Irfan Yusuf dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa (18/11/2025).
Menurut sosok yang akrab disapa Gus Irfan itu, hasil inspeksi kesehatan lingkungan yang dilakukan instansi berwenang menunjukkan bahwa kondisi asrama haji secara umum berada dalam kategori baik. Hal ini menandakan aspek sanitasi, higienitas dan utilitas pendukung telah memenuhi standar yang dipersyaratkan.
Dengan kesiapan tersebut, asrama haji diharapkan dapat menjalankan fungsinya secara optimal sebagai pintu utama pelayanan jamaah sehingga proses keberangkatan dan pemulangan dapat berlangsung tertib, aman, dan sesuai ketentuan.
Di samping itu, Gus Irfan menyampaikan perkembangan persiapan Embarkasi–Debarkasi Haji Yogyakarta yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Haji dan Umrah Nomor 11 Tahun 2025. Yogyakarta resmi menjadi salah satu embarkasi–debarkasi yang mulai beroperasi pada penyelenggaraan haji 2026.
“Penetapan ini merupakan langkah strategis untuk pemerataan layanan serta meningkatkan efisiensi pergerakan jamaah, mengingat besarnya distribusi jemaah dari DIY dan sebagian Jawa Tengah,” katanya.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian Haji dan Umrah telah menggelar rapat koordinasi dengan Pemerintah Daerah DIY, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, otoritas bandara, aparat keamanan, serta lembaga penyedia layanan jamaah.
Koordinasi ini menghasilkan komitmen lintas sektor yang mencakup alur pergerakan jamaah, pengaturan transportasi, kesiapan layanan kesehatan, sistem keamanan serta sinkronisasi sistem informasi keberangkatan.
Bagian dari persiapan teknis adalah pelaksanaan simulasi penggunaan Hotel Ibis di sekitar Yogyakarta International Airport sebagai akomodasi jamaah.
Hotel tersebut difungsikan sebagai fasilitas yang memenuhi kebutuhan layanan custom, immigration, and quarantine (CIQ) sehingga proses pemberangkatan dapat berlangsung secara terintegrasi tanpa perpindahan lokasi.
View this post on Instagram




