REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak kaum Muslimin dan bangsa Indonesia umumnya untuk terus menguatkan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel dan sekutu zionis. Menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, kebiadaban Israel tak juga mereda saat ini walaupun gencatan senjata sudah diberlakukan.
Pada 20-23 November 2025 mendatang, MUI akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) di Jakarta. Prof Sudarnoto menegaskan, forum itu akan menjadi ruang untuk mengingatkan kembali pentingnya boikot tersebut. Di samping itu, kampanye yang menyasar sisi ekonomi Israel dan sekutu zionis ini dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk mendukung produk-produk buatan dalam negeri.
"Kalau (gerakan boikot) ini tidak dirawat terus menerus, maka masyarakat suka lupa, pemerintah pun suka lupa kalau tidak diingatkan. Karena itu, MUI melalui Munas nanti itu akan kembali menegaskan tentang betapa pentingnya boikot itu," ujar Prof Sudarnoto dalam jumpa pers di kantor MUI Pusat, Jakarta, pada Selasa (18/11/2025).
Dalam rangka memperlemah kekuatan ekonomi Israel, menurutnya, boikot dapat menjadi cara yang efektif. Terlebih lagi bila gerakan ini dilakukan secara masif di berbagai negara, bukan hanya Indonesia.
"Termasuk pengunjung turis Israel itu di beberapa negara sudah tidak boleh masuk dan sebagainya. Nah, Munas ini akan menegaskan kembali pentingnya pemboikotan yang dilakukan oleh masyarakat dan dalam hal ini pemerintah juga harus ikut menjadi bagian penting," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Steering Committee Munas XI MUI KH Masduki Baidlowi menjelaskan, boikot produk Israel ini akan menjadi rekomendasi terbaru dari Munas MUI nanti.
View this post on Instagram




