Ahad 04 Jul 2021 02:28 WIB

Alami Teror, Mualaf Ayesha Minta Ajukan Petisi ke Pengadilan

Renu Gangwar yang kini bernama Ayesha Alvi mendapatkan ancaman dan pemerasan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

Pada 24 Juni,  Ayesha telah kembali ke New Delhi setelah merasa tidak aman di Shahjahanpur, dan Mishra bertemu dengannya keesokan harinya. "Saya bertanya kepadanya apa sebenarnya yang ingin dia lakukan," katanya.

“Dia mengatakan kepada saya bahwa jika ini akan menjadi masalah besar, dia akan kembali ke Delhi. Tetapi jika itu terserah padanya, dia akan lebih memilih untuk tetap menjadi seorang Muslim.”

Selama di Delhi, Ayesha mengaku terus menerima telepon dan pesan yang mengatakan dia akan diambil kembali secara paksa dan masuk agama Hindu.

Mishra mengatakan kepada Newslaundry bahwa polisi setempat di Tilhar bersama dengan anggota unit intelijen lokal telah menelepon ayah Ayesha dan menyuruhnya untuk membawanya pulang.

“Mereka juga memintanya untuk mengungkap nama seorang pria Muslim dan mengatakan bahwa hanya dengan begitu, Ayesha akan aman,” katanya. 

Ayesha mengatakan, dalam petisinya, Kepolisian Uttar Pradesh  meminta ayahnya memberikan pernyataan berupa nama pria Muslim yang terlibat dalam proses perpindahan agamanya. Jika tidak diberitahu, Ayesha akan mendapat banyak masalah.

Anil Gangwar, ayah Ayesha, mengatakan kepada Newslaundry bahwa dia belum mengajukan pengaduan polisi atas konversi putrinya. "Saya tidak punya masalah dengan perpindahan agama jika itu yang polisi inginkan. Saya tidak punya keluhan tentang polisi," kata dia.

Newslaundry menghubungi the station house officer Harpal Singh,  Tilhar, dan Sanjay Kumar, Additonal Superintendent of Police di Shahjahanpur.

"Baik Singh dan Kumar mengatakan mereka tidak dapat mengomentari kasus tersebut karena sedang diselidiki oleh ATS. Ketika ditanya apakah polisi setempat berhubungan dengan keluarga Ayesha, mereka menjawab tidak,"kata Mishra.

Prashant Kumar, Director General of Police Uttar Pradesh, mengatakan kepada Newslaundry tidak mengetahui kasus Ayesha. Menurutnya, ATS sedang fokus pada kasus konversi yang lebih besar saat ini.

“Kami sedang menyelidiki kasus konversi paksa di mana orang tersebut dipaksa, ditekan atau dibujuk dengan uang, pekerjaan, pernikahan, dll,” katanya.

“Jika itu adalah konversi sukarela dan tidak ada paksaan, maka tidak apa-apa.”

Kumar pun ditanya apakah konversi sukarela Aisyah akan ditafsirkan sebagai paksaan? "Saya tidak tahu," katanya.

“Tidak bisa berkomentar sekarang.”

Sementara, petisi Ayesha menyebutkan laporan berita oleh OpIndia dan Punjab Kesari keliru dan berisi fitnah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement