Kamis 20 Nov 2025 15:51 WIB

300 Lebih Warga Gaza Meninggal Sejak Gencatan Senjata Diumumkan

Kondisi itu dibarengi dengan kebijakan penghancuran rumah dan penutupan.

Seorang anak Palestina yang terluka menunggu untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Al-Shifa setelah tentara Israel melancarkan serangan di berbagai wilayah Kota Gaza yang melanggar gencatan senjata pada Rabu (19/11/2025). Serangan Israel mengakibatkan sejumlah warga Gaza syahid termasuk anak-anak.
Foto: Ayman Majed Harb Alhisi/Anadolu via Reuters
Seorang anak Palestina yang terluka menunggu untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Al-Shifa setelah tentara Israel melancarkan serangan di berbagai wilayah Kota Gaza yang melanggar gencatan senjata pada Rabu (19/11/2025). Serangan Israel mengakibatkan sejumlah warga Gaza syahid termasuk anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 300 orang di Jalur Gaza meninggal akibat tindakan Zionis Israel sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan, kata kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Pada Rabu (19/11/2025), sebanyak 25 orang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza dan sedikitnya 77 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Baca Juga

"Kami membantah klaim Zionis bahwa pasukan mereka ditembaki dan menganggapnya sebagai upaya lemah dan terang-terangan untuk membenarkan kejahatan serta pelanggaran yang terus mereka lakukan," kata Hamas.

Menurut kelompok itu, lebih dari 300 orang terbunuh sejak kesepakatan gencatan senjata ditandatangani.

Kondisi itu dibarengi dengan kebijakan penghancuran rumah dan penutupan penyeberangan Rafah yang terus terjadi, menunjukkan sikap pembangkangan Israel yang terang-terangan terhadap para penjamin Amerika dan kawasan.

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober.

Tiga hari kemudian, Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani deklarasi gencatan senjata Gaza.

Hamas membebaskan seluruh 20 sandera yang masih hidup dan ditahan sejak 7 Oktober 2023.

Sebagai gantinya, Israel membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk narapidana yang menjalani hukuman panjang.

sumber : Antara / Sputnik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement