Kamis 20 Nov 2025 08:24 WIB

Pelapor PBB: Penerbangan Misterius Ratusan Warga Palestina ke Afsel Upaya Pembersihan Etnis

Albanese tak percaya ada warga Palestina yang sukarela meninggalkan tanah airnya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang diduduki Francesca Albanese bersama cucu dari Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, Mandla Mandela menyampaikan keterangan pers terkait misi kemanusiaan untuk Gaza yang terbagung dalam gerakan Global Sumud Flotilla di Tunisia, Senin (8/9/2025). Dalam keterangannya Francesca dan Mandla Mandela mendukung penuh gerakan pelayaran akbar ini yang diikuti oleh sekitar 44 negara dengan tujuan berusaha membuka koridor kemanusiaan bagi warga Palestina atas pengepungan dan genosida yang dilakukan oleh Israel.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang diduduki Francesca Albanese bersama cucu dari Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, Mandla Mandela menyampaikan keterangan pers terkait misi kemanusiaan untuk Gaza yang terbagung dalam gerakan Global Sumud Flotilla di Tunisia, Senin (8/9/2025). Dalam keterangannya Francesca dan Mandla Mandela mendukung penuh gerakan pelayaran akbar ini yang diikuti oleh sekitar 44 negara dengan tujuan berusaha membuka koridor kemanusiaan bagi warga Palestina atas pengepungan dan genosida yang dilakukan oleh Israel.

REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS — Pelapor khusus PBB di wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, mengaku prihatin atas adanya penerbangan "misterius" ke Afrika Selatan (Afsel) yang mengangkut ratusan warga Palestina. Menurutnya, penyingkiran yang tampak tanpa paksaan itu dapat memperlebar jalan Israel mencapai tujuan yang tak bisa diraihnya melalui genosida. 

Saat mengomentari soal adanya pesawat yang tiba-tiba mendarat di Afsel dengan membawa sebanyak 153 warga Palestina, Albanese menyinggung tokoh sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir. Saat ini, Ben-Gvir menjabat sebagai Menteri Keamanan Nasional Israel.

Baca Juga

Albanese mengatakan, Ben-Gvir telah berulang kali menyampaikan soal migrasi sukarela warga Palestina. "Namun, tidak ada yang lebih jauh dari sukarela daripada apa yang dipaksakan Israel kepada Palestina," ujarnya dalam konferensi pers di Parlemen Eropa, Brussels, Belgia, Rabu (19/11/2025), dikutip laman Middle East Monitor. 

"Saya telah mengatakan sebelumnya, saya yakin bahwa penangguhan permusuhan aktif terhadap Gaza atau terhadap Palestina tanpa penegakan hukum internasional, dapat membantu Israel mencapai tujuan yang tidak dapat dicapainya melalui genosida, yaitu melanjutkan pembersihan etnis melalui cara lain,"tambah Albanese. 

Dia mengaku tak percaya ada warga Palestina yang dengan sukarela meninggalkan tanah airnya. "Orang Palestina dipaksa. Apa pun yang mereka lakukan hari ini, mereka dipaksa, termasuk naik pesawat dan pergi ke tempat lain, karena inilah yang terjadi pada mereka,"kata dia. 

Meski ke-153, warga Palestina yang dibawa ke Afsel sudah diizinkan masuk oleh otoritas negara terkait, Albanese menilai, hal itu tak membuat persoalan menjadi tidak genting. "Banyak dari mereka yang telah bepergian ke Afrika Selatan bahkan tidak tahu ke mana mereka akan pergi dan mereka tidak membawa apa pun selain paspor. Jadi ini sangat serius," kata Albanese. 

photo
Penumpang Palestina yang diterbangkan ke Bandara Internasional OR Tambo Afrika Selatan - (AP News)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement