Senin 03 Nov 2025 16:09 WIB

Tahun Lalu Ada Jamaah Wafat di Pesawat, Kemenhaj Cegah Terulang dengan Perkuat Istithaah Kesehatan

Kemenhaj juga menyiapkan skema layanan fast track di tiga bandara.

Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, Mochamad Irfan Yusuf melakukan pertemuan dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Republik Indonesia, H.E. Mr. Faisal Bin Abdullah H Amodi di Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Senin (3/11/2025). Pertemuan tersebut membahas sejumlah hal strategis terkait persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1447 H/2026 M.

“Kami membahas banyak hal dalam memperkuat koordinasi dan persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1447H/2026M. Mulai dari layanan embarkasi, asrama haji, istithaah kesehatan, layanan fast track hingga jaringan koordinasi Kedutaan Besar Arab Saudi dengan Kementerian Haji dan Umrah RI," ujar Irfan Yusuf dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (3/11/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Menurut Gus Irfan, sapaan akrabnya, aspek kesehatan jamaah atau istithaah menjadi fokus utama dalam persiapan haji mendatang. Hal ini tak lepas dari tingginya angka kematian jamaah haji Indonesia pada musim haji 2025 lalu.

Menurut dia, sebagian besar jamaah yang wafat di Tanah Suci tahun ini berasal dari Indonesia. Dia mengungkapkan, ada jamaah yang wafat di pesawat dalam perjalanan menuju Tanah Suci. Kondisi ini membuat istithaah kesehatan calon jamaah haji Indonesia 1447H/2026M menjadi perhatian serius.

photo
Jamaah haji kloter pertama menggunakan kursi roda saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (28/6/2025). Sebanyak 393 jamaah haji kloter pertama asal kota Banda Aceh tiba di tanah air setelah menunaikan ibadah ditanah suci. - (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

"Malah ada jamaah kita yang wafat di pesawat dalam perjalanan menuju Tanah Suci. Kondisi ini membuat  istithaah kesehatan calon jamaah haji Indonesia 1447H/2026M menjadi perhatian serius bersama," ucapnya. 

Selain itu, Gus Irfan memastikan, skema layanan fast track atau jalur cepat imigrasi jemaah haji akan tetap diberlakukan di tiga bandara utama Indonesia, yakni Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Bandara Adisoemarmo (Solo), dan Bandara Juanda (Surabaya).

Pertemuan ini menandai komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama bilateral di bidang penyelenggaraan ibadah haji, terutama dalam peningkatan layanan dan keselamatan jemaah.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Irfan didampingi oleh Plt Dirjen Pelayanan Haji Luar Negeri, Tenaga Ahli, Kepala Biro Umum, serta perwakilan dari Pusat Kesehatan Haji.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement