Kamis 02 Oct 2025 22:01 WIB

GP Ansor Instruksikan Doa Bersama Atas Musibah Al-Khoziny, Fokus Evakuasi Korban

Ansor minta tak sudutkan pesantren dari musibah ini.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Nashih Nashrullah
Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Berdasarkan data Badan SAR Nasional terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa itu, 99 orang berhasil diselamatkan dimana delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia.
Foto: AP Photo/Trisnadi
Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Berdasarkan data Badan SAR Nasional terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa itu, 99 orang berhasil diselamatkan dimana delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor menginstruksikan seluruh kader untuk menggelar doa bersama atas musibah yang terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

“Ini adalah musibah, cobaan bagi kita semua. Pimpinan Pusat sudah menginstruksikan kepada seluruh jajaran untuk menggelar doa bersama. Mengetuk pintu langit agar Allah memberikan kemudahan, kekuatan, dan keselamatan,” kata Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor, Addin Jauharudin pada Kamis (2/10/2025).

Baca Juga

Instruksi tersebut tertera dalam Surat Nomor 3740/PP/SR/-01/X/2025 Perihal Instruksi Salat Gaib, Tahlil, dan Doa Bersama yang ditandatangani oleh Ketua Umum beserta Sekretaris Jenderal Pimpinanan Pusat GP Ansor tertanggal 2 Oktober 2025.

Addin meminta semua pihak untuk fokus pada upaya penyelamatan santri yang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. Kepada seluruh jajaran Ansor dan Banser setempat, Addin meminta agar melakukan pendampingan dan membantu sesuai tupoksi.

“Seyogianya untuk saat ini kita semua fokus pada upaya penyelamatan korban di dalam bangunan. Karena di dalamnya ada santri, ada nyawa yang harus diselamatkan,” ujar Addin.

“Kepada satuan Banser, agar hadir untuk membantu proses evakuasi yang saat ini berlangsung. Lakukan koordinasi yang masif dan intens,” tambhanya.

Addin menilai, saat musibah ini dibumbui dengan generalisasi yang tidak baik dan menyudutkan pondok pesantren, dia khawatir justru fokus penyelamatan dan evakuasi akan terganggu.

Dia menyebut jika nanti ada temuan yang tidak sesuai, sebaiknya dilakukan evaluasi. Tapi menggiring untuk kepentingan tertentu yang menyudutkan pondok pesantren di tengah upaya penyelamatan, ini akan membuat bias hal pokok utama evakuasi korban.

“Ini soal kemanusiaan, soal nyawa manusia. Jangan bumbui dengan narasi-narasi yang saling menjatuhkan untuk kepentingan tertentu,” kata dia.

Selain itu, untuk menghormati dan menjaga perasaan keluarga, Addin juga meminta kepada publik agar untuk tidak menyebarkan foto atau video sensitif seperti kondisi korban, reruntuhan hingga tangisa keluarga.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement