Kamis 02 Oct 2025 19:43 WIB

Biaya Perang Terus Membengkak, Israel Menuju Kerapuhan dan Kesenjangan

Israel mengalami krisis keuangan biayai perang.

Seorang tentara Israel bergerak di atas kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) di daerah dekat perbatasan Israel-Gaza, terlihat dari Israel selatan, Selasa, 26 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Maya Levin
Seorang tentara Israel bergerak di atas kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) di daerah dekat perbatasan Israel-Gaza, terlihat dari Israel selatan, Selasa, 26 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Biaya perang genosida Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menjadi isu utama dalam debat publik di dalam dan di luar Israel, karena angka-angka resmi mengungkapkan kesenjangan yang lebar dalam memperkirakan besarnya pengeluaran dan mekanisme pembiayaannya.

Pembiayaan perang didasarkan pada kombinasi sumber daya internal, dukungan AS, pendapatan industri militer, dan transfer darurat, yang mencerminkan kerapuhan keseimbangan antara kebutuhan keamanan dan tekanan ekonomi internal dan eksternal.

Baca Juga

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich berbicara tentang sekitar 300 miliar shekel (89,4 miliar dollar AS). Sementara Akuntan Jenderal kementerian Yeheli Rotenberg memperkirakan biayanya sebesar 140 miliar shekel (41,7 miliar dollar AS) hingga akhir 2024, dengan perkiraan akan mencapai 200 miliar shekel (59,6 miliar dollar AS) pada akhir 2025. Bank of Israel memperkirakan biayanya sebesar 247 miliar shekel (73,6 miliar dollar AS).

Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan metode penghitungan, antara mereka yang membatasi diri pada pengeluaran langsung hingga saat ini dan mereka yang memasukkan biaya di masa depan untuk mengkompensasi kerusakan, rekonstruksi, dan menutupi kerugian ekonomi.

Demikian pula entitas apakah yang mengeluarkan perkiraan tersebut, apakah lembaga keuangan, Bank Sentral, atau lembaga internasional yang independen.

Angka-angka pemerintah cenderung memperhitungkan pengeluaran aktual yang dianggarkan, sementara perkiraan yang lebih tinggi menambahkan kerugian PDB, biaya bantuan dan rekonstruksi, dan komitmen pertahanan di masa depan.

Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan kesenjangan antara laporan resmi dan kebijakan ekonomi, dan menggarisbawahi kerumitan dalam mengelola dan mendanai perang di tingkat keuangan dan ekonomi.

Memburuk

Anggaran umum Israel untuk 2025 berjumlah sekitar 620 miliar shekel (184,8 miliar dollar AS) dengan pagu defisit sebesar 4,9 persen. Dari anggaran ini, sekitar NIS 110 miliar (32,8 miliar dollar AS) dialokasikan untuk Kementerian Pertahanan untuk memenuhi kebutuhan tentara dan operasi militer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement