Kamis 02 Oct 2025 21:18 WIB

Mantan Presiden Suriah Assad Lolos dari Percobaan Pembunuhan di Rusia

Bashar Al-Assad dan keluarganya melarikan diri ke Rusia.

FILE - Presiden Suriah Bashar Assad, kiri, memberi isyarat saat berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama pertemuan mereka di Damaskus, Suriah, 7 Januari 2020. Babak berikutnya dari perang di Ukraina dapat melihat Rusia membawa lebih banyak pertempuran sengit pejuang dari Suriah, kata pengamat.
Foto: AP/Alexei Druzhinin/Pool Sputnik Kremlin
FILE - Presiden Suriah Bashar Assad, kiri, memberi isyarat saat berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama pertemuan mereka di Damaskus, Suriah, 7 Januari 2020. Babak berikutnya dari perang di Ukraina dapat melihat Rusia membawa lebih banyak pertempuran sengit pejuang dari Suriah, kata pengamat.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad selamat dari upaya peracunan di Rusia, menurut media lokal Suriah.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), mengungkapkan pada Rabu (1/10/2025), bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad selamat dari upaya pembunuhan dengan cara diracun saat berada di Rusia.

Baca Juga

Observatorium mengklaim di akun resminya di platform media sosial X bahwa Assad telah menjadi target racun dalam sebuah operasi yang diduga dirancang untuk mempermalukan pemerintah Rusia.

Menurut laporan Observatorium, Assad telah keluar dari rumah sakit di pinggiran kota Moskow pada hari Selasa, 30 September, dan kondisinya saat ini dikatakan stabil.

Sebuah sumber mengatakan kepada Observatorium bahwa akses ke Assad selama dirawat di rumah sakit sangat dibatasi, hanya saudara laki-lakinya, Maher al-Assad, dan mantan Sekretaris Jenderal Urusan Kepresidenan, Mansour Azzam, yang diizinkan untuk mengunjunginya.

Perkembangan dramatis ini terjadi kurang dari setahun setelah Assad digulingkan pada 8 Desember 2024

Setelah penggulingan Assad hampir setahun yang lalu, Suriah telah bergulat dengan ketidakamanan yang meluas di bawah kekuasaan rezim yang dipimpin HTS. Kelompok minoritas di Suriah berada di bawah tekanan besar.

Sebuah laporan dari seorang jurnalis yang berbasis di Moskow yang diterbitkan oleh Israel Today mengungkapkan rincian kehidupan Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, di Rusia.

Wartawan tersebut, yang mengikuti kehidupan baru Assad di ibu kota Rusia dengan syarat anonim, mengatakan Assad tidak hanya berhasil melarikan diri dan bertahan hidup berkat perintah eksplisit Vladimir Putin untuk menyingkirkannya dari pusat keruntuhan rezimnya, tetapi dia membawa serta semua yang diperlukan untuk kehidupan yang nyaman dan tanpa beban serta uang yang sangat banyak.

Menurut jurnalis yang berbasis di Moskow itu, keluarga Assad telah memiliki setidaknya 19 apartemen yang berbeda di seluruh kota selama bertahun-tahun.

Harga sebuah apartemen standar di kompleks itu sekitar 2 juta dolar AS pada saat itu, tetapi perwakilan Assad lebih memilih unit-unit standar yang lebih tinggi dari biasanya untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang kaya di Moskow, yang sejauh ini benar-benar dihindari oleh Assad.

"Mungkin penjelasannya terletak pada penyakit serius yang diderita istrinya, Asma, atau mungkin Assad sendiri mengalami depresi setelah kehilangan kekuasaan, atau mungkin dia menerima instruksi dari dinas keamanan Rusia untuk tidak keluar rumah jika tidak perlu karena risiko pembunuhan. Saya tidak tahu penjelasan pastinya, tapi satu hal yang tak terbantahkan yaitu Assad tidak pernah terlihat di pesta-pesta atau acara-acara gemerlap lainnya yang bisa dibanggakan oleh para elite Moskow."

Laporan-laporan mengindikasikan bahwa leukemia Asma al-Assad telah memburuk dan dia kini berada dalam isolasi penuh di sebuah fasilitas medis bergengsi di Moskow untuk mengurangi risiko infeksi.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by الجزيرة (@aljazeera)

Selain itu, masih dipertanyakan apakah Assad telah beradaptasi dengan status barunya sebagai orang buangan kaya yang menghabiskan hari-harinya dengan berpesta. Akhirnya, suka atau tidak suka, masalah keamanan pribadi mengikutinya ke ibu kota Rusia, menurut laporan tersebut.

Wartawan tersebut mengungkapkan bahwa sumbernya di dinas keamanan Rusia melaporkan bahwa separuh dari Dinas Keamanan Federal ditugaskan untuk melindungi Assad. Bahkan jika ini berlebihan, jelas bahwa Rusia menganggap keamanan Assad dan keluarganya sangat serius.

Dan dia bertanya-tanya: Siapa yang bisa mengancamnya di Moskow, ribuan mil jauhnya dari Suriah? "Jangan lupa bahwa warga negara-negara Asia Tengah yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet - Uzbek dan Tajik, misalnya - bisa masuk ke Rusia tanpa visa, dan bisa saja datang ke Moskow untuk membalas dendam kepada orang-orang yang membunuh rekan-rekan mereka," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement