REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Kepolisian Resor Situbondo menangani meninggalnya seorang santriwati akibat tertimpa atap kamar Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, Desa Belimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Kapolsek Besuki AKP Febry Hermawan mengatakan peristiwa ambruknya atap asrama putri di pesantren itu terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 01:00 WIB, dan total ada 19 orang santri putri mengalami luka ringan dan satu korban diantaranya meninggal dunia.
"Untuk penanganan peristiwa ini sudah diambil alih oleh Polres Situbondo, dan tadi pagi polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Rabu.
Febry menyampaikan berdasarkan informasi dari pihak pesantren insiden ambruknya atap asrama putri itu terjadi setelah sebelumnya di wilayah setempat diguyur hujan deras disertai angin.
"Untuk penanganan selanjutnya sudah diambil alih Polres Situbondo," kata Febry. Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jaelani, Kiai Hasan mengaku total ada 19 santri yang berada di kamar pondok saat peristiwa terjadi. Dari 19 santriwati, 14 orang diantaranya mengalami luka ringan, empat orang dirawat di rumah sakit dan satu orang meninggal.
"Ini musibah, kami berduka. Dari 19 santri yang sedang berada di lokasi kejadian, satu orang santri putri meninggal," katanya.
Dari pantauan, Tim Inafis Polres Situbondo saat ini sedang melakukan olah tempat kejadian perkara atau TKP untuk mengetahui penyebab pasti belasan santri yang mengalami luka-luka dan satu di antaranya meninggal. Santri putri meninggal dunia adalah Putri, warga Dusun Rawan Desa/ Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo.




