Jumat 26 Sep 2025 17:07 WIB

Survei Terbaru Ungkap Mayoritas Warga Israel Resah Palestina Diakui Internasional

Israel menghadapi krisis kepercayaan terhadap pemerintah.

Warga mengibarkan bendera Palestina di London, Senin (22/9/2025). Bendera Palestina resmi dikibarkan di luar gedung yang akan menjadi Kedutaan Besar Palestina untuk Inggris di pusat kota London. Pengibaran ini menandai pengakuan resmi Inggris terhadap negara Palestina.
Foto: AP Photo/Frank Augstein
Warga mengibarkan bendera Palestina di London, Senin (22/9/2025). Bendera Palestina resmi dikibarkan di luar gedung yang akan menjadi Kedutaan Besar Palestina untuk Inggris di pusat kota London. Pengibaran ini menandai pengakuan resmi Inggris terhadap negara Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Menurut jajak pendapat Maariv, 63 persen warga Israel khawatir tentang serangkaian pengakuan internasional atas negara Palestina.

Jajak pendapat tersebut mengindikasikan bahwa 59 persen warga Israel khawatir tentang kemungkinan Israel tidak diikutsertakan dalam acara-acara olahraga dan budaya internasional.

Baca Juga

Menurut jajak pendapat tersebut, 53 persen warga Israel percaya bahwa perang di Gaza harus diakhiri dan fokus pada pemulangan para tahanan dari sana.

Jajak pendapat ini juga menunjukkan bahwa 53 persen warga Israel mendukung usulan Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.

Pekan lalu, sebuah jajak pendapat yang dilakukan surat kabar yang sama mengungkapkan bahwa lebih dari separuh warga Israel (52 persen) tidak mempercayai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu - yang sedang dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional karena kejahatan perang di Gaza.

photo
Warga Israel melakukan aksi menuntut diakhirinya perang di Jalur Gaza, di Tel Aviv, Israel, Sabtu (23/8/2025). Para peserta aksi menumpahkan kekesalannya atas kebijakan perang di Gaza yang telah berlangsung lama dan menimbulkan penderitaan bagi semua pihak.  - (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Angka ini lebih besar dibandingkan dengan 44 persen yang menyatakan percaya kepadanya, karena pendalaman operasi militer di Gaza dan pidatonya baru-baru ini yang memperingatkan akan adanya isolasi internasional.

Menurut hasil jajak pendapat, blok sayap kanan yang dipimpin oleh Netanyahu turun menjadi 49 kursi jika terjadi pemilihan umum baru, sementara oposisi naik menjadi 61 kursi.

Hal ini memberikannya kemampuan untuk membentuk pemerintahan tanpa bergantung pada partai-partai Arab, yang stabil di angka 10 kursi.

photo
Warga Israel menggelar aksi protes menuntut diakhirinya perang di Jalur Gaza dan menentang pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, Sabtu (23/8/2025). Para peserta aksi menumpahkan kekesalannya atas kebijakan perang di Gaza yang telah berlangsung lama dan menimbulkan penderitaan bagi semua pihak.  - (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement