REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS— Pada Sabtu (13/9/2025), kapal pertama dari "Global Resilience Flotilla" berangkat dari pelabuhan Bizerte di Tunisia utara menuju Jalur Gaza, dalam upaya untuk mematahkan blokade Israel yang diberlakukan di Jalur Gaza selama lebih dari satu tahun.
Kabar keberangkatan ini menyusul tak selang lama, setelah informasi penarikan diri delegasi Indonesia dalam gerakan internasional itu. Delegasi Indonesia, memutuskan menarik diri karena sejumlah alasan.
Koresponden Aljazeera melaporkan kapal pertama dari armada tersebut telah berangkat menuju Gaza, sementara kapal-kapal lainnya telah siap untuk berlayar, dan akan bertemu di perairan internasional dengan kapal-kapal Maroko dan kapal-kapal lainnya.
Kapal Spanyol Marinette, yang dinakhodai seorang kapten berkebangsaan Tunisia, meninggalkan pelabuhan Bizerte dengan sejumlah aktivis Eropa di dalamnya.
Keberangkatan diiringi kerumunan besar warga yang mewakili berbagai kebangsaan, mengibarkan bendera negara mereka di samping bendera Palestina.
Manajemen armada sebelumnya telah mengumumkan kesiapannya untuk keberangkatan massal dari pelabuhan Bizerte.
Sedangkan kapal-kapal lainnya dijadwalkan berangkat secara berurutan untuk bergabung dengan armada di perairan internasional, di mana kapal-kapal lain dari Italia, Yunani, dan Spanyol diperkirakan akan bergabung.
Langkah ini merupakan langkah nyata pertama menuju peluncuran armada, yang akan melibatkan sekitar 50 kapal, dengan partisipasi antara 500 dan 700 aktivis dari lebih dari 40 negara.
Armada ini akan disertai dengan sebuah kapal pemantau dan pengawas yang diberi nama jurnalis yang syahid, Shirin Abu Aqla, untuk menghormati para korban pers Palestina.
Sementara sebuah kapal lain yang diberi nama martir Fatima Hassouna akan bergabung dengan kapal Bizerte untuk tujuan simbolis yang sama.
View this post on Instagram