REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syariat berpuasa juga dilakukan Nabi Ibrahim alaihissalam. Leluhur bangsa Arab dan Bani Israil itu diketahui berpuasa ketika Raja Namrud membakarnya hidup-hidup.
Eksekusi itu diawali dari keberanian sang nabi. Tanpa ragu, ia menghancurkan berhala-berhala yang disembah raja tersebut dan rakyat di kuil.
Begitu menyaksikan kehancuran sesembahannya, Raja Namrud amat murka. Kepada siapa lagi tuduhan dialamatkan kalau bukan Ibrahim?
Sebab, beberapa waktu sebelum kejadian penghancuran berhala, Ibrahim muda sudah berani mendebat Raja Namrud.
Dalam sebuah jamuan resmi di istana, penguasa Babilonia (Irak Kuno) itu bertanya kepada hadirin, “Siapakah Tuhan kalian!?”
Kompak semuanya menjawab, "Engkaulah Tuhan kami, wahai Namrud!"
Hanya Ibrahim yang tidak setuju sehingga mendebat si tuan rumah. Dialog atau perdebatan itu diabadikan dalam Alquran surah al-Baqarah ayat ke-258.
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Artinya, "Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya karena Allah telah menganugerahkan kepadanya (orang itu) kerajaan (kekuasaan), (yakni) ketika Ibrahim berkata, 'Tuhankulah yang menghidupkan dan mematikan.' (Orang itu) berkata, 'Aku (pun) dapat menghidupkan dan mematikan.' Ibrahim berkata, 'Kalau begitu, sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka, terbitkanlah ia dari barat.' Akhirnya, bingunglah orang yang kufur itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim."
View this post on Instagram




