Jumat 12 Sep 2025 09:38 WIB

'Serangan ke Warga Sipil dan Fasilitas Publik di Sanaa Yaman Bukti Kelemahan dan Kegagalan Israel'

Houthi berjanji akan terus melakukan perlawanan

Api dan asap membubung setelah serangan udara Israel di Sanaa, Yaman, Rabu, 10 September 2025.
Foto: AP Photo
Api dan asap membubung setelah serangan udara Israel di Sanaa, Yaman, Rabu, 10 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA-Gerakan Jihad Islam di Palestina pada Rabu (10/9/2025) lalu mengutuk keras agresi oleh entitas kriminal Zionis terhadap fasilitas pemerintah dan sipil di beberapa kegubernuran Yaman yang menargetkan pegawai sipil, jurnalis, dan warga negara.

Dalam sebuah pernyataan yang ditinjau oleh Kantor Berita Yaman (SABA), gerakan tersebut mengatakan penargetan fasilitas sipil yang disengaja dan penumpahan darah warga sipil dan jurnalis menggunakan senjata dan penyamaran tercanggih buatan AS, menunjukkan ketidakmampuan entitas tersebut untuk mencapai kemenangan di medan perang dan menghadapi perlawanan.

Baca Juga

Hal ini mencerminkan kegagalan aparat dan intelijennya dalam menciptakan citra kemenangan, dan upaya sia-sia untuk menutupi kelemahan dan kegagalannya dengan melakukan pembantaian.

Pernyataan itu menambahkan, pihaknya menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga para syuhada di antara saudara-saudara kami di Yaman, menganggap mereka sebagai syuhada Palestina, dan berdoa kepada Allah untuk melimpahkan rahmat-Nya yang luas kepada mereka dan memberikan kesembuhan yang cepat bagi yang terluka.

"Kami yakin bahwa rakyat Yaman yang berani akan terus menyerang musuh di jantung entitasnya dan membuatnya membayar atas darah warga Yaman yang tidak bersalah," dikutip dari Saba, Jumat (12/9/2025).

Kementerian Kesehatan Ansarallah (Houthi) Yaman mengumumkan bahwa 35 orang terbunuh dan 131 lainnya terluka akibat agresi Israel di Sanaa dan al-Jawf.

Kepala Dewan Politik Tertinggi kelompok tersebut, Mahdi al-Mashat, bersumpah untuk menanggapi agresi tersebut.

Menurut Israel Broadcasting Corporation, sebanyak 30 bom digunakan dalam serangan di Yaman, yang dijatuhkan oleh 10 pesawat tempur ke 15 target.

Media yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan adanya korban gugur dan luka-luka di markas besar Morale Guidance di pusat ibukota, sementara para jurnalis terbunuh dan terluka setelah pengeboman Israel terhadap surat kabar 26 September dan Yaman.

Menurut sumber yang sama, gedung status sipil di kota Al-Hazm di kegubernuran Al-Jawf juga dibom.

BACA JUGA: Di Balik Bocornya Dokumen Ungkap Kegagalan Kereta Gideon Israel di Gaza: Hamas tak Terkalahkan?

 

"Agresi Zionis terhadap negara kami adalah sebuah kegagalan dan responnya tidak bisa dihindari," kata Mahdi al-Mashat, Kepala Dewan Politik Tertinggi Ansarallah.

"Agresi brutal ini tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa dibalas dengan hukuman," kata juru bicara militer kelompok itu, Yahya Saree, dikutip Aljazeera, Kamis (11/9/2025).

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh الجزيرة (@aljazeera)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement