REPUBLIKA.CO.ID, SANAA— Pusat Studi Politik dan Pembangunan (Center for Political and Development Studies) pada Kamis (11/9/2025) menyatakan percobaan pembunuhan terhadap delegasi Gerakan Perlawanan Islam Hamas di Qatar akan berdampak pada tiga tingkatan.
Lembaga ini juga memperingatkan potensi dampaknya terhadap masa depan mediasi regional dan prospek penghentian perang di Gaza.
Pusat ini menganalisis peristiwa tersebut dalam sebuah makalah penelitian berjudul: "Percobaan Pembunuhan yang Gagal terhadap Kepemimpinan Hamas di Doha: Motif, Implikasi, dan Pilihan Palestina", yang mengkaji dimensi-dimensi insiden yang terjadi pada Selasa lalu.
Makalah tersebut mencatat bahwa pada tingkat perlawanan Palestina, peristiwa tersebut akan memperkuat kohesi internal dan memperkuat citra Hamas sebagai gerakan yang teraniaya dengan pengaruh regional.
Pada tingkat kedua, makalah tersebut mengindikasikan bahwa Qatar menghadapi ujian yang sulit antara melanjutkan perannya sebagai mediator atau menilai kembali.
Mengenai entitas Israel, makalah tersebut menunjukkan bahwa meskipun Israel mendapatkan keuntungan taktis langsung, Israel mengekspos dirinya pada peningkatan risiko politik dan diplomatik.
Studi ini juga menyajikan empat skenario yang mungkin untuk masa depan peran Qatar, termasuk memperkuat mediasi Qatar dengan perlindungan yang lebih besar bagi para delegasi, atau Doha menekan Israel melalui Washington.
Makalah tersebut mencatat bahwa skenario pengurangan mediasi tidak mungkin terjadi kecuali jika pelanggaran besar yang secara langsung mengancam kedaulatan Qatar terjadi lagi.
أكد معالي الشيخ محمد بن عبدالرحمن بن جاسم آل ثاني، رئيس مجلس الوزراء وزير الخارجية، أن قطر لن تساوم بشأن سيادتها وسلامة أراضيها، وستتعامل بحزم مع أي اعتداء يهدد أمنها واستقرار المنطقة، مشدداً على أن توجيه سمو الأمير واضح بأن أمن المواطنين والمقيمين هو في سلم الأولويات. pic.twitter.com/tKA5kIIOUB
— مكتب الاتصال الحكومي (@GCOQatar) September 9, 2025